Jadi kenapa orang berani bayar pakai beras?
"Empat ini (kurma, gandum, kismis, dan aqid) makanan pokok, maka kita bayar pakai makanan pokok. Orang Pekanbaru makan nasi, bayar pakai beras. Kalau tinggal di Papua, bayar (pakai sagu)," ujarnya.
“Kebetulan di situ makan tiwul, bayarlah (pakai) gaplek. Gaplek tiwul bukan balak anam,” kata Ustaz Abdul Somad disambut tawa jamaah.
Tiwul adalah adalah makanan pokok pengganti nasi beras yang dibuat dari ketela pohon atau singkong.
Penduduk Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan, dan Blitar (Jawa Timur), dikenal mengonsumsi jenis makanan tiwul atau gaplek.
Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras.
Tiwul pernah digunakan untuk makanan pokok sebagian penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
Kemudian UAS kembali melanjutkan penjelasan dengan metode tanya jawab yang dilakoninya sendiri.
"Kalau ditanya Ustadz bayar zakat pakai apa?"
"Saya pribadi bayar pakai beras"
"Tak pernah pakai duit?"
"Tidak. Tapi saya tidak menyalahkan yang pakai duit, karena mazhab hanafi membolehkan. Satu mazhab membolehkan (pakai duit). Yang pakai beras atau makanan pokok tiga (mazhab),” kata Ustaz Abdul Somad.
(*)
• Zakat Fitrah Berapa Kilo Beras, 2,5 Kg atau 3 Kg? Ini Penjelasannya
• Inilah Waktu yang Tepat Membayar Zakat Fitrah, Simak Penjelasannya
• Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Istri, Anak hingga Keluarga Berikut Waktu serta Takaran Zakat