Jika tidak ada yang istimewa, tidak mungkin Fateh, warga Aljazair rela jauh-jauh ke pelosok Wonosobo untuk melihat langsung kebun Tin milik Heri.
Bukan hanya berkunjung, ia ingin menggali ilmu dan pengalaman dari Heri yang sukses membudidayakan Tin.
Pertumbuhan Tin di Indonesia ternyata lebih bagus dari Tin yang dibudidayakan di negaranya.
Di Indonesia, jika dirawat dengan baik, dalam usia 4 bulan Tin sudah mampu berbuah.
Padahal, di Aljazair, usia Tin relatif lebih tua untuk bisa berbuah.
Selain perawatan, perbedaan musim di Indonesia dengan di Aljazair disebutnya ikut memengaruhi produktifitas tanaman.
"Katanya Indonesia itu serpihan surga,"kata Heri menirukan testimoni Fateh saat berkunjung ke kebunnya dulu
Di masa pendemi Covid 19, saat dunia usaha lesu karenanya, bisnis pertanian Heri rupanya tak ikut terpuruk.
Permintaan bibit tin dari berbagai daerah nyatanya masih tinggi.
Bahkan di bulan Ramadan ini, permintaan itu cenderung meningkat.
Ia masih sibuk mengirim bibit ke berbagai daerah di Indonesia.
Andai saja tidak ada pandemi, Heri mengaku kemungkinan saat ini telah mengekspor bibit ke luar negeri.
Pasalnya, ia mengaku sudah menerima banyak permintaan bibit tin dari warga negara asing atau Timur Tengah.
Ini cukup mengejutkan memang. Timur Tengah yang menjadi habitat Tin, justru warganya ingin mengimpor bibit tanaman itu dari Indonesia.
Negeri Arab memang habitat Tin.