TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kementerian Agama (Kemenag) memutuskan untuk meniadakan pemberangkataan jemaah haji Indonesia pada tahun 2020.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Agama, Fachrul Razi, dalam konferensi pers Kemenag, pada Selasa, (2/6/2020).
“Pemerintah Arab saudi tak kunjung membuka akses dari negara manapun.
• Sejam Sebelum Meninggal, Wakapolres Purbalingga Video Call Kakak Kandungnya
• Penampakan Pocong Gegerkan Warga Purbalingga, Polisi hingga Ahli Spiritual Ikut Memburu
• Wakapolres Purbalingga Kompol Widodo Ponco Sedianya Minggu Depan Mutasi ke Polda Jateng
• Isi 3 Surat Wasiat Siti Julaekah, Wanita yang Bunuh Diri di Hotel di Semarang, 1 Surat untuk Suami
Akibatnya pemerintah tidak mungkin lagi memiliki waktu untuk melakukan persiapan utamanya dalam pelayanan dan perlindungan jemaah.
Berdasarkan kenyataan tersebut pemerintah memutuskan untuk tidak memberangkatkan jamaah haji pada tahun 2020 atau 1441 H,” ungkap Fachrul Razi.
Adapun keputusan ini disampaikan melalui Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 494 tahun 2020, tentang pembatalan keberangkatan jemaah haji pada tahun 2020 atau 1441 H.
Lanjutnya, keputusan ini dipilih mengingat keselamatan dan kesehatan jemaah haji harus dijamin dan diutamakan pada saat pelaksanaan ibadah haji.
“Memang keputusan yang sulit karena kami sudah mempersiapkan ibadah haji pada tahun ini.
Namun disatu sisi kami memikul tanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada jemaah haji dan petugas,” imbuhnya.
Sementara itu, bagi para jemaah haji baik reguler maupun khusus yang telah melunasi perjalanan biaya haji tahun ini akan otomatis menjadi jemaah haji pada tahun 2021.
Setoran biaya haji yang telah dibayarkan akan disimpan dan dikelola secara terpisah oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Namun apabila ada calon jemaah haji yang ingin melakukan pengembalian biaya haji yang sudah dibayarkan, Fachrul mengatakan hal tersebut dapat dilakukan.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Jawa Tengah (Amphuri Jateng), Endro Dwi Cahyono mengatakan untuk calon jemaah haji reguler di Jawa Tengah yang gagal diberangkatkan terdapat sekira 30.400 jemaah.
“Secara nasional kuota Indonesia untuk berangkat haji itu sekira 221.000 orang, dengan pembagian untuk jemaah haji reguler sekira 203.000 orang, sedangkan untuk jemaah haji khusus 17.700 orang.
Sementara untuk di Jawa Tengah sendiri, jemaah haji reguler sebanyak 30.400 orang yang batal berangkat,” tutur Endro kepada Tribun Jateng.
Sedangkan untuk jemaah haji khusus di Jawa Tengah, Endro belum mengetahui berapa jumlah pasti calon jemaah yang batal berangkat.
Kini pihaknya sedang menghubungi Kemenag untuk mengkonfirmasi hal tersebut.
Pria yang sekaligus Owner Agen Biro Umroh Dewangga Lil Hajj Wal Umroh ini mengatakan hingga saat ini sejak diumumkannya pembatalan ibadah haji tahun 2020, sudah ada beberapa calon jemaah haji di Dewangga yang menanyakan bahkan mengajukan pengembalian dana untuk ibadah haji tahun 2020 ini.
“Setau saya hingga siang ini sudah ada beberapa calon jemaah haji yang menanyakan bahkan sudah mengajukan pengembalian dana, yang jelas untuk pengembalian dana bisa dilakukan.
Kami juga memahami dalam situasi seperti ini mungkin ada calon jemaah yang membutuhkan uang terlebih dulu untuk keperluan yang lainnya,” tambahnya.
Meskipun ibadah haji batal di tahun ini, Endro tetap berharap di bulan September nanti untuk ibadah umrah dapat tetap berlangsung, mengingat perekonomian di Arab Saudi juga harus tetap berjalan. (Ute)
• Sedihnya Pasangan Suami Istri Ini Gagal Berangkat Haji Padahal Tinggal Menghitung Hari Keberangkatan
• Ganjar Khawatir Gegabah Terapkan New Normal Akan Ada Gelombang Besar Pandemi Corona Selanjutnya
• 2 Korban Tragedi Getek Terbalik di Kebumen Ditemukan Meninggal 3 Km dari Lokasi Awal
• Sudah Seminggu Warga Sendangguwo Tembalang Diteror Lutung Setinggi Anak Umur 3 Tahun