Berita Banjarnegara

Kelompok Emak-emak di Banjarnegara Produksi Sabun Cuci, Kini Banjir Berkah saat Pandemi Corona

Penulis: khoirul muzaki
Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kelompok Mekarsari Desa Danaraja Banjarnegara produksi sabun cuci tangan dan piring

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Wabah Covid 19 melumpuhkan banyak sektor usaha.

Tetapi di lain sisi, sebagian masyarakat justru mendulang berkah saat pandemi melanda.

Berbagai barang kebutuhan untuk mencegah penularan virus Covid 19 laris di pasaran.

Demikian halnya sabun cuci. Maklum, pemerintah maupun ahli menganjurkan masyarakat untuk rajin cuci tangan untuk memutus mata rantai penularan virus Corona.

Tetapi dengan air saja belum bisa mematikan kuman.

Pencairan Insentif Kartu Pra Kerja Lamban, Fitur Ganti Rekening Bermasalah, Ini Jawaban Admin

Hasil Coppa Italia Juventus vs AC Milan 0-0 Tadi Malam, Cristiano Ronaldo CS Lolos ke Final

Resmi, Jadwal Piala Asia U-16 2020 di Bahrain Diundur

Sudah Diputuskan, Ini Dirut dan Komisaris Baru PT LIB serta Daftar Nama Jajaran Direktur

Karenanya, warga dianjurkan mencuci tangan menggunakan sabun untuk membunuh kuman atau virus yang menempel di tangan. Karena kebiasaan baru ini, tak ayal sabun untuk cuci tangan pun laris di pasaran.

Di luar sabun pabrikan, ternyata sabun cuci bisa diproduksi rumahan. Di dusun Kalimendong Desa Danaraja Kecamatan Purwanegara, terdapat kelompok ibu-ibu yang memproduksi sabun cuci. Kelompok Mekarsari namanya.

"Saya terjun langsung ke desa, lalu mendampingi mereka latihan bikin sabun cuci piring dan tangan,"kata Supriyanti, pengusaha yang juga Forum Kewirausahaan Sosial (FKS) Banjarnegara, (13/6)

Yanti mulanya prihatin terhadap kondisi masyarakat desa di lingkungannya yang perekonomiannya terpinggirkan.

Pihaknya terpanggil untuk memerdayakan mereka agar lebih sejahtera.

Masyarakat desa yang umumnya petani punya banyak waktu luang sebenarnya.

Kenapa tidak kesempatan itu bisa dimanfaatkan untuk mengerjakan sesuatu yang produktif.

Hingga muncul inisiatif untuk memproduksi sabun cuci. Ia berpikir, sabun cuci menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

Setiap rumah tangga pasti membutuhkannya. Karenanya ia menilai usaha itu cukup menjanjikan.

"Saat itu belum ada wabah corona. Tapi pikir saya sabun cuci pasti dibutuhkan," katanya.

Ternyata animo masyarakat cukup tinggi menyambut tawarannya. Ia mendampingi para perempuan desa itu untuk berlatih membuat sabun cuci.

Bahan-bahan yang digunakan pun cukup mudah didapat di pasaran. Hingga warga berhasil memproduksi sabun cuci sendiri.

Mereka kemudian memproduksinya secara masal.

Tak dinyana, beberapa waktu kemudian, wabah corona melanda Indonesia. Warga ramai-ramai berburu sabun cuci tangan untuk pencegahan virus corona.

Hingga kini, kelompok itu pun ramai menerima pesanan sabun cuci.

"Banyak yang butuh. Masjid-masjid itu kalau pesan sekitar 20, untuk fasilitas cuci tangan,"katanya

Ia mengklaim produk kelompok itu punya kelebihan tersendiri ketimbang produk pabrikan.

Harganya lebih terjangkau ketimbang produk yang lebih banyak dikenal masyarakat selama ini.

Tetapi soal kualitas, ia berani menjamin. Wajar sabun cuci karya tangan-tangan terampil perempuan desa itu cukup diminati pasar. Anggota kelompok itu pun kini telah menuai hasil dari perjuangannya.

"Kesejahteraan warga meningkat. Bisa untuk sampingan," katanya.(*)

Gading Marten Sebal Sifat Buruk Roy Marten Menurun Padanya

Hampir Tiga Bulan Napi & Tahanan Lapas Kedungpane Tidak Boleh Dijenguk, Hanya Lewat Video Call

Nelayan Tegal Menyambut Baik Wacana Diperbolehkannya Kembali Penggunaan Cantrang

Ini Daftar Harga Acer Terbaru Bulan Juni 2020, Dibanderol Mulai Rp 3 Jutaan

Berita Terkini