Forum Guru

Forum Guru Y Bangun Widadi : Menggagas Guru Penggerak yang Merdeka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Y Bangun Widadi

Oleh Y Bangun Widadi, M.Pd

Pendidik di SMAN 1 Bringin, Ketua MGMP Matematika SMA Kabupaten Semarang

Mencetak SDM unggul menjadi kunci keberhasilan transformasi pendidikan guna mencapai visi Indonesia 2045. Harapan kebijakan kementrian pendidikan dan kebudayaan itu bertumpu pada citra guru masa kini yang dinamis, mampu seiring dengan disruptif teknologi, kreatif dan inovatif, adaptif dengan perkembangan dan tantangan zaman.

Guru visoner, yang mampu menghadirkan jawaban akan tantangan dan mengembangkan kemampuan menangkap peluang bagi para siswa di rentang zaman berikutnya. Guru yang peka terhadap potensi siswa, dan berhasil mengeksplorasinya menuju differensiasi kompetensi anak bangsa yang dibutuhkan negara di masa mendatang.

Pencapaian differensiasi kompetensi siswa ini diyakini hanya terbentuk dalam suasana merdeka belajar. Singkatnya, citra guru masa kini adalah guru yang mampu menciptakan merdeka belajar, mampu mengimplementasi kurikulum dan berorientasi pada keberhasilan siswa. Namun, menjadi sisi lain dari merdeka belajar apakah para guru juga merdeka?

Transformasi Pembelajaran

Kurikulum pendidikan yang dinamis bersifat fleksibel dalam implementasinya. Dinamika perubahan kurikulum yang terjadi, esensi utamanya ada pada perubahan paradigma pendidikan, implementasi pendekatan atau model, serta pengembangan strategi, media atau alat pembelajaran maupun bentuk dan sarana penilaiannys. Kurikulum saat ini berparadigma konstruktivisme, yang dalam implementasinya menggunakan pendekatan student oriented, berpusat pada aktivitas belajar siswa.

Konstruktivisme yang menjadi spirit kurikulum saat ini, mentranslasi peran pokok guru sebagai pengajar, yang bertugas mengajar, menuju gagasan baru dengan siswa yang belajar. Spirit ini mereduksi gagasan pengajaran dengan bertransformasi menjadi pembelajaran, menggeser gagasan utama guru sebagai pengajar, penyampai pengetahuan menjadi siswa sebagai pembelajar, yang perlu diberdayakan sebagai subyek pembelajaran, bukan obyek pengajaran.

Aktivitas guru di kelas bukan lagi menerapkan strategi mengajarnya, melainkan mengapungkan dan mengaktualisasikan teori-teori belajar yang dimilikinya dalam konteks agar siswa masuk dalam suasana belajar menurut teori belajar tertentu. Setiap teori belajar memerlukan situasi dan kondisi yang berbeda, yang spesifik dan khas yang menjadi syarat berlakunya teori-teori belajar tersebut dan pemberlakuan teori-teori belajar tersebut dalam pembelajaran memerlukan urutan, langkah-langkah (sintaks) berdasarkan model belajar yang sudah dikembangkan oleh para ahli dan telah terbukti mampu menciptakan situasi belajar yang efektif, dapat mengaktifkan siswa dan mengembangkan potensi mereka.

Pemilihan teori belajar dan model pembelajaran yang diadaptasi dan dikembangkan secara spesifik di kelas dan sekolah tertentu menjadi strategi pembelajaran yang sifatnya khas bagi guru atau sekolah, bahkan menjadi budaya akademik, membangun komunitas belajar di sekolah tersebut serta menjadi implementasi kurikulum secara nyata.

Kemampuan guru dalam mentransformasi pembelajaran di kelas saat ini menjadi kompetensi yang urgen di banding dengan kemampuan mengajarnya, sekaligus sebagai guru penggerak implementasi kurikulum di sekolahnya.

Guru Penggerak, Berani Merdeka untuk Berinovasi

Dalam pandangan menteri pendidikan dan kebudayaan, guru yang mengutamakan siswa dan mengutamakan kegiatan pembelajaran dari hal lain, bahkan dari karirnya sendiri sekalipun itulah guru penggerak. Sadar untuk melakukan perubahan di kelas dan lingkungan sekolahnya, tanpa disuruh atau menunggu petunjuk, namuna mau berimprovisasi, berkreasi dan berinovasi dalam kerangka keberhasilan siswa.

Berkesadaran akan perubahan di lingkup lokal yang menjadi bagian perubahan di lingkup nasional, bahkan global. Kesadaran dan kemauan untuk mengadakan perubahan di lingkup lokal utamanya dalam transformasi pembelajaran di kelas akan menggerakan transformasi pendidikan yang berorientasi pada kempetensi unggul peserta didik, menjadi SDM handal.

Mentransformasi spirit pembelajaran dari guru mengajar menjadi penciptaan iklim pembelajaran yang kondusif, partisipatif dan menyenangkan akan mengembangkan potensi siswa dalam ruang dan kesempatan untuk merdeka berpikir berbingka imajinasi dan harapan positif atau cita-cita siswa, dan harapan bangsa di masa mendatang.

Halaman
12

Berita Terkini