Berita Batang

Belasan Orang di Batang Diduga Keracunan Ikan Tongkol Bantuan BPNT, Dinkes Ambil Sampel Laboratorium

Penulis: dina indriani
Editor: Catur waskito Edy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sampel ikan tongkol bantuan BPNT yang diberikan kepada warga.

TRIBUNJATENG.COM,BATANG- Belasan orang warga Kecamatan Blado diduga keracunan usai mengkonsumsi ikan tongkol bantuan dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Program Keluarga Harapan (PKH) reguler, kemarin Rabu (17/6/2020) malam.

Mereka pun sempat dilarikan ke Puskesmas Blado karena mengeluh pusing dan mual.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Batang Joko Tetuko membenarkan kejadian tersebut, bersama Muspika kecamatan pihaknya langsung turun ke lapangan melakukan pendataan korban.

"Ada 19 orang semuanya warga dari Kecamatan Blado, Alhamdulillah setelah mendapatkan perawatan sudah membaik dan diperbolehkan pulang," tuturnya saat ditemui di Kantornya, Kamis (18/6/2020).

Dia menjelaskan penerima manfaat program BPNT di Kabupaten sebanyak 51 Ribu Kepala Keluarga (KK) dan Kecamatan Blado merupakan penyaluran terakhir, sedangkan kecamatan lain lebih awal menerima bantuan tidak ada masalah.

"Pembagian sembako Kecamatan Blado memang yang terakhir, setelah warga mendapatkan paket BPNT sorenya dimasak untuk lauk, tidak berselang lama mengeluh mual pusing," ujarnya.

BPNT di Kabupaten Batang ada 40 suplayer yang semunya dikelola oleh warga Kabupaten Batang.

Adapun paket sembako BPNT berupa beras, telur, kacang hijau, ikan tongkol dan sayuran senilai Rp200.000 perbulan.

Perlu diketahui, BPNT merupakan Program Keluarga Harapan (PKH), ini program reguler Kementerian Sosial (Kemensos) RI.

Untuk mengetahui pasti penyebab kejadian tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Batang melakukan pengambilan sampel ikan tongkol Bantuan Pangan NoTunai (BPNT) Kemensos.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Yuli Suryandaru mengatakan, petugas kesehatan masih melakukan pengambilan sampel ikan tongkol warga penerima BPNT Program Keluarga Harapan (PKH).

"Sampel kita sudah diambil yang selanjutnya kita bawa ke Laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di Semarang," jelasnya

Ia juga mengatakan, untuk hasil laboratorium biasanya sampai satu minggu baru diketahui, tapi itu hanya untuk diketahui oleh kalangan dinas kesehatan saja.

"Dimungkinkan 19 orang mengalami keracunan, tapi kami belum tahu dari mana asalnya racun tersebut karena bantuan tersebut tidak hanya ikan tongkol," jelasnya.

Namun kuat dugaan racun berasal dari ikan tongkol, karena ikan tongkol bisa hidup kuat di air laut yang terkontaminasi oleh pencemaran.

Halaman
12

Berita Terkini