Oleh M Nurhadi Huda
Wartawan Tribun Jateng
Wabah Covid-19 yang melanda dunia, telah secara langsung berdampak pada sektor ketenagakerjaan. Baik dalam negeri maupun luar negeri.
Data yang dirilis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah misalnya, terdapat 1.707 pekerja migran yang kembali ke Jawa Tengah, terdiri dari 1.421 pekerja migran laki-laki dan 286 pekerja migran perempuan.
Kembalinya ribuan pekerja migran tersebut karena perekonomian Negara di tempat mereka bekerja terkena dampak covid-19.
Kepala Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah Sakina Rosellasari, menyebut pekerja migran yang kembali ke kampung halaman saat ini kondisinya ada yang mulai merintis usaha produktif, ada juga yang masih bingung karena belum memiliki kegiatan produktif. Kondisi tersebut tentu membutuhkan solusi.
Di sisi lain, dampak pandemi juga berpengaruh pada dunia usaha di Jateng. Disnakertrans merilis data ada 324 perusahaan di Jateng yang terdampak pandemi corona.
Akibatnya, 64.453 orang kehilangan pekerjaan. Mereka ada yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan ada yang dirumahkan.
Jumlah pekerja yang terkena PHK sejumlah 16.648 orang terdiri dari 8.375 laki-laki dan 8.173 perempuan.
Sedangkan untuk pekerja yang dirumahkan, ada 47.869 orang. Dengan rincian 25.917 laki-laki dan 21.952 perempuan.
Adanya persoalan pekerja migran yang belum memiliki kegiatan produktif serta puluhan ribu pekerja di Jateng yang terkena PHK, pemerintah tentu tidak boleh berdiam diri.
Masyarakat membutuhkan solusi dalam jangka pendek yakni mendapatkan sumber pendapatan guna mencukupi kebutuhan hidupnya secara berkesinambungan.
Sementara itu, banyak perusahaan atau penyedia lapangan kerja yang kini terpaksa mengurangi jumlah karyawannya karena terdampak pandemi, apa yang perlu dilakukan pemerintah pada warga terdampak?
Dengan bekal perangkat yang lengkap serta didukung persediaan dana yang mencukupi, pemerintah perlu menggenjot keterampilan warga. Penumbuhan jiwa enterpreneur melalui usaha informal perlu digencarkan.
Pemberian bekal skill juga tak hanya lingkup keterampilan produksi barang fisik, namun juga produk digital.