TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Polsek Ngaliyan menemukan dua fakta baru terkait aksi kelompok remaja yang tidak membayar uang saat mengisi bensin di SPBU Ngaliyan.
Pertama kelompok itu tidak sengaja untuk tak membayar lantaran diserahkan ke remaja paling belakang antrean.
Kedua penuturan petugas SPBU bahwa remaja itu menunjukan senjata tajam berupa pedang ternyata itu adalah sabuk.
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Ibu & Anak Warga Ungaran Semarang Tewas Terlindas Bus Hino
• Ancaman Komjen Listyo Sigit Prabowo Babat Habis Polisi Kongkalikong dengan Buronan Djoko Tjandra
• 6 ABG Isi Bensin Tak Mau Bayar di SPBU Ngaliyan Semarang, Pas Dikejar Pamerin Pedang
• Banyak PNS Banjarnegara Digaji Malah Kluyuran Tak Jelas, Bikin Murka Bupati Budhi Sarwono Saat Sidak
Hal itu diungkapkan Kapolsek Ngaliyan Kompol R Justinus.
"Betul fakta itu kami dapat setelah kami mengamankan kelompok remaja tersebut."
"Intinya tidak ada unsur pidana dalam aksi kelompok remaja itu," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (21/7/2020).
Kompol Justinus menegaskan, saksi mata yang melihat itu pedang kemungkinan salah melihat lantaran dipengaruhi jarak pandang dan kondisi di depan kampus 2 UIN Walisongo kondisi gelap.
Fakta itu diperkuat dengan rekaman cctv yang diperoleh di SPBU.
Pihaknya melakukan pengamatan dengan saksama, dalam rekaman itu tidak ditemukan benda senjata tajam berupa pedang.
"Kalau bawa pedang pasti terlihat menonjol di tubuhnya, di jok motor juga tidak ada," paparnya.
Selain itu, di SPBU saat pengisian bahan bakar.
Menurut Kapolsek, para remaja tersebut tidak sengaja lantaran diserahkan ke teman mereka yang antre paling belakang.
Ternyata teman mereka paling belakang tidak membayarkan uang tersebut.
"Soal itu sudah diselesaikan, pihak keluarga sudah bertanggung jawab dan petugas SPBU tidak memperpanjang persoalan tersebut," ungkapnya.
Kompol Justinus menyebut dari enam remaja yang terlibat pihaknya sementara mengamankan empat remaja.