Fungsi tangga model ini pun lain, bukan untuk lalu lintas manusia.
Aryadi menyebut, tangga perosotan digunakan penduduk zaman dahulu untuk menarik gerobak pengangkut barang.
Setelah tanah di samping batu digali, ia pun tak menemukan struktur anak tangga.
Aryadi menemukan batu berbentuk persegi yang permukaan luarnya halus, namun permukaan bawahnya yang menempel tanah kasar.
Tetapi ia menyangsikan jika benda itu anak tangga.
"Kalau anak tangga tidak selebar ini. Untuk pijakan pejalan kaki, harusnya tidaak selebar ini,"katanya
Menurut Aryadi, belum ada kesimpulan pasti terkait penemuan situs di gunung Sipandu ini.
Di sisi lain, lebih masuk akal jika temuan itu dikatakan tangga model perosotan karena tidak ditemukannya anak tangga.
Tetapi untuk menyimpulkan ini pun perlu penelitian lebih lanjut.
Selain akses lalu lintas orang, masyarakat zaman dulu memerlukan juga akses transportasi barang.
Tidak mudah membawa barang melewati medan berbukit dataran tinggi Dieng.
Jalur khusus dibutuhkaan untuk memudahkan warga mengangkut barang ke Dieng.
Makanya, selain Ondo Budho untuk jalur pejalan kaki, Belanda juga menyebut adanya jenis lain Ondo Budho untuk jalur gerobak pengangkut barang.
Dieng sebagai pusat peribadatan umat Hindhu memiliki banyak bangunan candi dan infrastruktur penting lain di zamannya.
Bangunan-bangunan megah di zamannya itu tentunya butuh material dalam jumlah besar.