Berita Regional

Dicari Selama 22 Jam, Nelayan yang Ditemukan Mengapung di Laut Ternyata Positif Covid-19

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mayat

TRIBUNJATENG.COM – Pemerintah Kota Batam kembali merilis penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 pagi tadi, Kamis (6/8/2020).

Dari rilis itu, terjadi penambahan sebanyak 4 (empat) pasien positif Covid-19 di Kota Batam.

Salah satunya adalah korban tenggelam di Sambau, Kota Batam, bernama La Intik (58).

Hari Bahagia Sekejap Berganti Duka, Calon Pengantin Pria Tewas Ditonton Mempelai Wanita Jelang Akad

Ganjar Pranowo Senyum-senyum Sendiri Baca Surat dari Kayla, Putuskan Datang ke Salatiga: Ini Unik

September Bantuan Pemerintah Rp 2,4 Juta Ditransfer Langsung ke Rekening Karyawan, Ini Mekanismenya

Ditolak Mentah-mentah Wakil Ketua DPRD Solo, Seperti Ini Jenis Mobil Dinas Baru Seharga Rp 600 Juta

La Intik atau akrab disapa Pak Cik diketahui terkonfirmasi positif virus corona Covid-19 setelah jenazahnya diperiksa tes swab.

Saat ditemukan oleh nelayan sekitar Sambau kemarin, Rabu (5/8/2020) malam, jasad Pak Cik terbujur kaku dan mengapung tak jauh dari tempat awal dia menjaring ikan.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi, pemeriksaan swab terhadap jasad Pak Cik dilakukan langsung oleh pihak RS Bhayangkara.

“Mereka (RS Bhayangkara) yang terima mayatnya dan lakukan swab,” ujar Didi kepada TRIBUNBATAM.id, Kamis (6/8/2020).

Tracing terhadap kontak primer Pak Cik tetap akan dilakukan.

Metode Tracing pun dilakukan dengan cara terbaru.

“Yang tidak bergejala hanya diisolasi selama 14 hari untuk dipantau apakah muncul gejala atau tetap tidak bergejala.

Jika bergejala maka masuk kategori suspect.

Jika tanpa gejala maka pasien dilepaskan dari pemantauan atau discarded,” jelas Didi.

Tambah dia, bagi kontak primer yang bergejala, akan dilakukan swab untuk pemeriksaan PCR.

Jika hasilnya negatif, maka pasien termasuk kelompok dengan kategori discarded.

“Jika positif, maka pasien diisolasi atau dirawat,” katanya.

Terhadap hasil pemeriksaan swab Pak Cik sendiri, beberapa warga kampung tempatnya tinggal mengaku heran.

Sebab, Pak Cik dianggap tak memiliki riwayat perjalanan atau melakukan kontak langsung dengan pasien positif Covid-19.

“Kok bisa tenggelam positif Covid-19.

Heran juga,” ujar salah satu warga, Ari kepada TRIBUNBATAM.id.

Dia mengakui, dari informasi warga lainnya, Pak Cik sendiri memang baru sembuh dari sakit.

Setelah sembuh, Pak Cik memaksakan diri untuk menjaring ikan.

“Jika tak begitu, mau makan apa?

Sekarang lagi susah.

Itu kabarnya orang kampung mau ke rumah sakit,” sambung dia.

Sebelumnya, pencarian tubuh Pak Cik membutuhkan waktu selama 22 jam.

Pak Cik ditemukan meninggal dunia dalam keadaan mengapung di sekitar perairan laut Sambau, Kota Batam.

Warga sekitar kerap menyebut perairan itu sebagai wilayah Sungai Nyang Nongsa, Kota Batam.

Saat jasadnya ditemukan, pakaian Pak Cik masih utuh.

Baju kaos warna kuning dicampur warna hitam di lengan serta celana pendek warna cokelat masih melekat di jasadnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Seorang Nelayan Ditemukan Mengapung di Laut setelah Pencarian 22 Jam, Ternyata Positif Corona

Begini Awal Perkenalan Anji dengan Hadi Pranoto: Semua Sebut Prof

Bunga Pulang Menangis, Perkenalan di Facebook Jadi Awal Petaka bagi Gadis 16 Tahun Itu

Mayat Pria Penuh Luka Tembak dalam Mobil Hitam Itu Ternyata Perampok

Seorang Perawat Selamatkan Tiga Bayi yang Baru Lahir saat Terjadi Ledakan di Lebanon, Ini Kisahnya

Berita Terkini