Berita Salatiga

Cegah Kambing Terserang Penyakit, Peternak di Kota Salatiga Terapkan Model Kandang Panggung

Penulis: M Nafiul Haris
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eko Pristiwantoro saat memberi makan kambing ternak di Kelurahan Kalibening, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Kamis (27/8/2020). TRIBUNJATENG.COM/M NAFIUL HARIS

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Selain faktor harga yang menurun, kondisi kebersihan kandang seringkali menjadi salah satu penyebab peternak di banyak tempat merugi.

Itu karena, hewan ternak rentan terserang penyakit disebabkan kondisi kandang kurang diperhatikan kebersihannya.

Untuk mencegah itu semua, seorang peternak kambing di Kota Salatiga memakai sistem kandang panggung.

Ya Allah Sebut Istri Suranto saat Ditusuk di Ulu Hati, Ini Kronologi Pembunuhan 1 Keluarga di Baki

Gubernur Ganjar Pranowo Izinkan Sekolah di 3 Daerah Ini Dibuka untuk Uji Coba Belajar Tatap Muka

Viral, Baby Sitter Tampar Bayi 11 Bulan Berkali-kali saat Menyuapi Makan

Beredar Chat Mesra Sekda Bondowoso & Dokter Gigi, Berawal dari HP yang Hilang

Model itu jika diterapkan dinilai lebih banyak menguntungkan para peternak.

Pemilik peternakan Nirwana Farm, Kelurahan Kalibening, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Eko Pristiwantoro mengatakan perbedaan kandang panggung dengan tradisional adalah cara mengelola kotoran kambing.

"Jadi untuk mencegah timbulnya penyakit pada hewan kami buat terpisah antara cairan urine kambing dengan kotoran.

Jika keduanya tercampur dan terjadi penguapan amonia itu akan menganggu kesehatan hewan," terangnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (27/8/2020)

Menurut Eko, peternakan miliknya bergerak pada bidang penggemukan kambing dengan jangka waktu kelola kurang lebih sampai 3 bulan.

Dia mengklaim dengan sistem kandang panggung itu akan meminimalisir kerugian peternak karena dengan kebersihan kandang yang terjaga peningkatan bobot kambing dapat lebih maksimal.

"Dari yang sudah kami praktikkan terjadi peningkatan bobot sampai 80 persen dibanding saat masuk.

Adapun rata-rata usia kambing ketika masuk diusia 5 bulan dengan bobot 18-20 kg. Setelah dirawat sampai siap jual menjadi 36-40 kg," katanya

Ia menambahkan, apabila kambing dirawat secara tradisional kotoran dengan hewan ternak berada pada satu tempat rawan menimbulkan penyakit.

Kemudian penyebab lain ialah urine yang menyatu sehingga ketika terjadi penguapan amonia mempengaruhi kesehatan hewan.

Pihaknya menyatakan, sedangkan kandang sistem panggung atau modern dibuat saluran khusus untuk kotoran maupun urine agar selalu bersih sehingga kesehatan domba terjaga.

"Kami percaya faktor higienis kandang hewan juga baik untuk pengelola atau peternak.

Dengan kandang bersih pertumbuhan hewan pasti lebih maksimal," ujarnya

Eko menjelaskan, sistem pembuangan kotoran hewan secara terpisah itu dibuat menggunakan asbes plastik sebagai aliran cairan urine.

Sedangkan kotoran cukup diberikan tempat khusus dilengkapi kawat berjaring agar tidak tercampur urine.

Dengan model kandang panggung kotoran hewan dan cairan urine itu lebih mudah dipisahkan.

Sementara untuk mensuplai makanan ternak dia memakai bahan fermentasi.

"Dengan model itu baunya juga tidak menyengat. Kotoran atau urine yang tidak terhirup hewan membuat ternak lebih sehat dan gemuk.

Makanan terdiri campuran bekatul, kedelai, jagung, kulit kopi, kopra dicampur cairan fermentasi probiotik selama satu minggu," jelasnya

Terkait biaya Eko menjelaskan, rata-rata dalam sehari satu ekor kambing membutuhkan 1,5 kilogram makanan fermentasi senilai Rp 6 ribu.

Harga jual kambing ditempatnya dibanderol mulai Rp 800 sampai Rp 2 juta. (ris)

BPPH Pemuda Pancasila Jateng Anggap Gugatan 4 PAC Hanya Main-main

Padmaningrum : Semua Anak Usai Sekolah di Jateng Harus Sekolah

BKSDA Jateng Kembalikan 47 Burung Kakatua Jambul Kuning ke Habitatnya di NTT

Kantor DPRD Banyumas Mulai Dibuka Lagi Meski Hasil Swab Belum Keluar Semua

Berita Terkini