Berita Internasional

Sikap Erdogan Tiba-tiba Melempem, Militernya Sampai Desak Presiden untuk Lawan Eropa

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Sikap Erdogan Tiba-tiba Melempem, Militernya Sampai Desak Presiden untuk Lawan Eropa

TRIBUNJATENG.COM - Ketegangan Laut Mediterania antara Turki dan Yunani tiba-tiba dilaporkan surut dan perairan itu tenang kembali.

Konflik yang awalnya dimulai dari eksplorasi minyak dan gas (migas) oleh Turki di perairan yang berdekatan dengan Siprus dan Yunani itu dikabarkan sudah reda, tiba-tiba saja.

Padahal Uni Eropa sudah geger dengan sikap agresif militer Turki yang tidak kenal mundur, khususnya Perancis.

22 Tahun Dibiayai, Wanita Salatiga Ini Tak Tahu Kalau Ayah Angkatnya Aktor Terkenal di Dunia

Beberapa Hari Setelah Menikah, Suami Putuskan Bunuh Diri, Tinggalkan Surat yang Ungkap Penyebabnya

Susuri Tempat Gelap, Begini Perjuangan Petugas Sensus Kendal, Data Tunawisma hingga Tengah Malam

Mahasiswa Kaya di Kampus Ini Diduga Bersaing Meniduri Mahasiswi Termiskin, Obrolannya Tersebar

Peningkatan perlawanan Turki terhadap negara-negara Eropa tercermin dari konfrontasi tentaranya.

Konfrontasi itulah yang dapat segera mengakibatkan bentrokan militer di wilayah Mediterania Timur.

Bentrokan berpotensi terjadi karena Yunani, dibantu Perancis, bersikeras menolak tindakan ilegal Turki.

Yunani merasa mereka dikorbankan dengan eksploitasi kekayaan migas di Mediterania Timur oleh Turki.

Melansir The Arab Weekly pada Sabtu (12/9/2020), latihan udara militer Turki di atas pulau Gallipoli membawa pesan yang mengancam kepada orang Eropa, dan pengingat akan Pertempuran Gallipoli yang terkenal selama Perang Dunia I, di mana pasukan koalisi Inggris, Australia, Selandia Baru, dan Perancis, mengalami kekalahan telak.

Dalam Perang Dunia I, Eropa gagal menginvasi Istanbul, ibu kota Kesultanan Utsmaniyah pada saat itu, yang merupakan gerbang kunci bagi bangsa Eropa untuk mencapai bagian timur laut Kesultanan Utsmaniyah yang ingin digunakan dalam mendukung Rusia melawan pasukan Jerman.

Turki sensitif terhadap aliansi Yunani-Perancis, karena peristiwa yang terjadi pada 1919 dan 1922, yang mana aliansi itu mampu menguasai sebagian besar wilayah Turki dan bahkan mencapai gerbang Ankara.

Tindakan aliansi itu mendorong pemimpin Turki Kemal Ataturk untuk melancarkan perlawanan, setelah memobilisasi seluruh penduduk Turki.

Pada 1922, tentara Turki melancarkan kampanye pembersihan etnis yang menyebabkan pembakaran sebagian besar lingkungan Kristen di kota Izmir, dan salah satu hasil dari kampanye ini adalah pembentukan Turki modern.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar merilis foto menantang dirinya duduk di dalam jet tempur F-16 di pangkalan udara militer di Eskisehir, Turki barat, selama penerbangan pelatihan di atas semenanjung Gallipoli.

Foto Akar memperkuat argumen yang mengklaim bahwa para pemimpin militer garis keras di Turki adalah orang-orang yang mengarahkan Presiden Recep Tayyip Erdogan lebih dari yang dia arahkan.

Halaman
123

Berita Terkini