Selama berada di Sudan, tidak banyak hal yang bisa didiskusikan dengan suami di Indonesia.
Hal itu karena Shita hanya punya kesempatan empat hari sekali untuk berkomunikasi dengan keluarganya di Indonesia.
Pasalnya untuk berkomunikasi itu kesempatannya dibagi dengan Pleton yang lainnya secara bergiliran.
"Saya satu tahun enam bulan di Sudan jarang berkomunikasi sama suami. Karena kesempatannya hanya sekali dalam empat hari," ujar dia.
Sebenarnya, kata dia, program Kontingen Garuda tersebut hanya berlangsung selama satu tahun.
Namun karena pandemi Covid-19 tengah melanda negeri, maka kepulangannya ke Indonesia pun tertunda.
"Harusnya satu tahun, tapi karena ada Covid jadi kepulangan tertunda," ujar anak bungsu dari dua bersaudara itu.
Bahkan, rencana penundaannya diprediksikan sampai akhir Desember 2020 karena mengikuti masa berlaku ID Card.
Beruntung, tim pengganti siap menjalankan tugas berikutnya hingga timnya angkatan ke-XI itu bisa kembali pulang.
"Sudah ada tim pengganti, karena di sana tidak boleh kosong. Makanya saya dan lainnya bisa pulang," jelas dia.
Shita merupakan satu di antara 140 orang yang terpilih punya kesempatan bergabung menjadi pasukan perdamaian.
Bahkan dari jumlah tersebut, hanya15 orang polwan yang terpilih bergabung lewat rangkaian tes sulit.
"Polwan dari satuan manapun punya kesempatan yang sama untuk bergabung menjadi pasukan perdamaian," jelasnya. (raf)
Baca juga: Hanya Boleh Ada 7 Rumah di Dukuh Sibimo Batang, Pernah Ada yang Melanggar, Hal Mengerikan Terjadi
Baca juga: Brotoseno Dikabarkan Menikahi Tata Janeeta, Bagaimana Angelina Sondakh?
Baca juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan Maut Minibus Rombongan Wisata Tabrak Gapura di Karanganyar, 1 Meninggal
Baca juga: BREAKING NEWS: Pria di Semarang Meninggal Mendadak: Saya Buatkan Minum, Dia Duduk Seperti Sembahyang