Berita Batang
Hanya Boleh Ada 7 Rumah di Dukuh Sibimo Batang, Pernah Ada yang Melanggar, Hal Mengerikan Terjadi
Pasalnya, di Dukuh Sibimo tak boleh dibangun lebih dari tujuh rumah, dan hingga kini hal itu tetap diyakini oleh masyarakat sekitar
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
Hanya Boleh Ada 7 Rumah di Dukuh Sibimo Batang, Pernah Ada yang Melanggar, Hal Mengerikan Terjadi
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Dukuh Sibimo yang menempati wilayah sekitar Alas Kupang atau hutan di wilayah Desa Brokoh, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, sangat sarat kepercayaan mistis.
Pasalnya, di Dukuh Sibimo tak boleh dibangun lebih dari tujuh rumah.
Hingga kini hal itu tetap diyakini oleh masyarakat sekitar.
Masyarakat percaya jika melanggar pantangan tersebut, beberapa warga atau orang yang mendirikan rumah lagi di Dukuh Sibimo akan terkena musibah.
Baca juga: Brotoseno Dikabarkan Menikahi Tata Janeeta, Bagaimana Angelina Sondakh?
Baca juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan Maut Minibus Rombongan Wisata Tabrak Gapura di Karanganyar, 1 Meninggal
Baca juga: Dituduh Selingkuh dan Diseret ke Kantor Polisi, Pemuda Ini Malah Bongkar Perilaku Keji Pelapornya
Baca juga: 1.226 Botol Miras Berbagai Merk dari 2 Terdakwa Dimusnahkan di Temanggung
Dengan penduduk hanya 22 jiwa yang menempati enam rumah, keseharian warga diisi dengan kegiatan berkebun, membuat kerajinan bambu berupa keranjang, dan memelihara ternak.

Dukuh tersebut juga belum dialiri listrik sepenuhnya.
Masih mengandalkan listrik dari tempat ibadah yang berjarak 1 kilometer.
Dikelilingi hutan pinus dan perkebunan sengon, Dukuh Sibimo menjadi pemukiman yang terisolir dari hingar-bingar kota.
Akses menuju dukuh tersebut juga kurang baik karena masih berupa jalan tanah tanpa penerangan jalan pada umumnya.
Menurut Modriah (40) warga Dukuh Sibimo, pantangan tak diperbolehkannya membangun lebih dari tujuh rumah sudah ada dari leluhur warga yang menetap.
"Kalau dilanggar akan muncul bencana dan hal itu tetap dipercaya oleh warga di Dukuh Sibimo," ucapnya saat ditemui Tribunjateng.com di kediamannya, Rabu (14/10/2020).
Selama ia tinggal di Dukuh Sibimo, Modriah merasa tenang, aman dan nyaman.
"Saya percaya sesepuh atau penunggu di Dukuh Sibimo menjaga warga.
Jika di kota banyak pencuri di sini tidak ada.