Berita Regional

Selepas Sholat Subuh, Marsuli Lemas Dapati Anaknya Tewas Dibacok di Jalan, Diduga Korban Tawuran

Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jasad MR yang tergeletak di Jalan Tembaan dengan kondisi luka bacok dievakuasi petugas untuk dibawa ke kamar mayat RSUD Dr Soetomo, Jumat (27/11/2020). Kematian korban diduga korban tawuran antar geng.

Isak tangis keluarga dan kerabat turut iringi kepergian MR menuju pusara terakhirnya.

Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol J.E. Isir, menegaskan tak akan memberi ruang aksi kejahatan hingga menyebabkan korban jiwa.

Ketika dikonfirmasi Surya, mantan Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya mengaku tewasnya MR siswa kelas X SMK Rajasa, Surabaya menjadi atensi kepolisian.

"Kami sudah bergerak melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap para pelakunya. Mohon doanya agar segera tertangkap," kata Isir saat dihubungi melalui ponselnya, Jumat (27/11).

Kematian MR dengan luka bacok di tubuhnya ditangani Satreskrim Polrestabes Surabaya.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Oki Ahadian sudah menerjunkan Unit Jatanras dan Unit Resmob untuk menyelidiki tewasnya MR.

"Dugaannya tawuran. Kami masih lakukan penyelidikan," tegasnya.

Meski begitu, Oki belum membuka kepastian penyebab tewasnya MR yang diduga merupakan kelompok geng yang menjadi korban geng lainnya di Surabaya. "Belum sampai kesana. Itu masih dugaan. Masih kami dalami," terangnya.

Cong Jangan Pulang Malam-malam, Ini Malam Jumat

Marsuli (47) ayah MR (16), tak menyangka jika percakapan bersama anak bungsunya malam itu merupakan terakhir kalinya.

Kamis,  (26/11/2020) malam, Marsuli yang tinggal di Gembong IV sempat mengingatkan pada anak keempatnya untuk tidak ke luar rumah hingga larut.

"Saya sempat nyeletuk, cong (nak dalam Bahasa Madura), jangan pulang malam-malam. Sekarang malam Jumat," kata Marsuli saat ditemui di pemakaman MR, Jumat (26/11).

Marsuli ayah MR di pusara anaknya yang menjadi korban pembacokan diduga tawuran di Jalan Tembaan, Jumat (27/11). (SURYA.CO.ID/FIRMAN RACHMANUDIN)

Saat itu, MR pamit hendak ke warung kopi di Gembong Gang III belakang rumahnya untuk sekadar nongkrong sambil memanfaatkan wifi gratis. MR sempat meminta uang 10.000 ke ayahnya untuk membeli makanan kesukaannya, pentol.

"Itu pamit sekitar pukul 20.00 WIB, saya kasih uang 10.000 karena habis bantuin saya angkat-angkat barang bekas. Terus saya pesan ke dia (korban) jangan malam-malam pulangnya," lanjut Marsuli.

Sekitar pukul 22.00 WIB, ibu korban sempat mengecek keberadaan anaknya di warung kopi. "Masih ada di warung kopi. Jam 22.00 WIB itu. Disuruh pulang katanya bentar lagi," lanjut Marsuli menirukan percakapan korban dengan ibunya.

Halaman
123

Berita Terkini