Ketika memberikan kabar, tangis pecah di asrama dini hari kemarin.
Tangis istri korban mengundang rasa penasaran penghuni asrama lainnya.
"Kita langsung bagi tugas, ada yang menyiapkan rumah duka, ada yang bersiap menjemput jenazah," ungkapnya.
Jenazah tiba pada Senin (14/12) pagi. Namun wanita tersebut berangsur-angsur mulai tegar dan ikhlas.
Abdullah menuturkan, istri almarhum percaya kalau suaminya meninggal dalam keadaan mulia, karena gugur dalam bertugas.
Selain meninggalkan istri, almarhum meninggalkan 3 orang anak yaitu Akmal Asjadnuha Najidan, Nadsyah Maulana Najidan, dan Ubaidillah Sulton Najidan.
"Istri dan dua anaknya tinggal di sini, yang sulung Mondok di Ponpes Budi Utomo Purwodadi.
Sebelum subuh tadi langsung saya jemput di ponpes," ungkapnya.
Sosok Tegas dan Disiplin
Di mata keluarga, almarhum merupakan sosok yang tegas dan disiplin.
Bahkan, karena kegigihannya, dia pernah mendapat penghargaan dari Polres Sragen dalam penanganan Covid-19 di wilayah dia bekerja.
"Dapat hadiah sepeda. Yang memberikan langsung Kapolres Sragen," ungkapnya.
Sebelum bertugas sebagai Babinkamtibmas, dia merupakan anggota Detasemen C Pelopor Polda Jateng.
Slamet Mulyono merupakan lulusan Pusat Pendidikan (Pusdik) Korps Brimob, Watukosek 1995/1997. (kan)
Baca juga: Kasus Mayat dalam Septic Tank Terungkap, Pelaku Sempat Tawarkan Harta Korban ke Mantan Istri
Baca juga: Kabar Wanita Akhiri Hidup Terjun ke Sungai Bengawan Solo, Ini Penjelasan Kepolisian
Baca juga: Aktivis Ini Dieksekusi dengan Cara Digantung Setelah Dijebak Masuk Iran
Baca juga: Isi Jok Motor Pria yang Bunuh Diri Lompat ke Bengawan Solo, Ada Buku Utang Lintah Darat