Berita Lifestyle

Berapa Usia Idel Anak Diberikan Pendidikan Seks? Ini Penjelasan Kak Seto

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNJATENG.COM - Banyak orangtua kiranya masih menganggap pembicaraan maupun pendidikan terkait kesehatan seksual dan reproduksi adalah sesuatu yang tabu atau tidak patut untuk diperbincangkan.

Beberapa orangtua bahkan mungkin masih memandang pendidikan seks sama saja seperti mengajarkan pornografi kepada anak-anak.

Mereka beranggapan anak-anak akan mengetahui sendiri tentang seks apabila sudah besar atau dewasa.

Baca juga: Video Detik-detik Kecelakaan Maut Pengendara Motor Terlindas Truk Tronton di Jalur Pantura

Baca juga: Perselisihan Berakhir, Arab Saudi Kembali Buka Jalur Perbatasan dengan Qatar

Baca juga: Daftar Konglomerat China yang Hilang hingga Dipenjara karena Kritik Pemerintah

Baca juga: Fahri Hamzah Ingatkan Risma Soal Blusukan: Staf-nya Harus Kasih Tahu, Beda Walikota & Menteri

Padahal, pemahaman akan kesehatan seksual dan reproduksi penting diberikan sejak dini kepada anak-anak oleh para orangtua.

Pendiri dan ketua pertama Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak), Seto Mulyadi alias Kak Seto, meminta kepada para orangtua untuk dapat memberikan pendidikan seks kepada anak dengan baik.

Menurut dia, para orangtua sebaiknya menjadi orang pertama bagi anak-anak sebagai sumber informasi soal pendidikan seks yang tepat.

Saat ditanya soal pada usia berapa anak perlu diberikan pendidikan seks, Kak Seto menyebut, bisa dimulai sejak mereka berusia 2,5-3 tahun.

Dia menjelaskan, pada usia tersebut, anak-anak biasanya mulai memegang organ intimnya atau sudah mulai penasaran dengan kondisi tubuhnya.

Kak Seto memberi kisi-kisi, hal pertama yang perlu ditanamkan dalam pendidikan seks kepada anak adalah adanya identitas seks yang jelas sebagai laki-laki seperti ayah atau perempuan seperti ibu.

Langkah pertama yang bisa dilakukan, yakni menjelaskan secara detail kepada anak, jenis kelamin serta nama organ intimnya dengan sebutan yang benar.

Menurut dia, orangtua tak perlu sungkan penyebut penis atau vagina karena memang begitu seharusnya.

“Karena salah satu kendala dalam perkembangan psikoseksual adalah kaburnya identitas seksual, sehingga muncul berbagai macam LGBT atau penyimpangan perilaku seks,” kata Kak Seto saat berbincang dengan Kompas.com via telepon pada akhir Desember 2020 lalu.

Setelah itu, kata Kak Seto, anak-anak penting untuk diajarkan cara menjaga organ tubuhnya, mulai dari bibir, dada, alat kelamin, sampai pantat.

Orangtua perlu menekankan kepada anak-anak, bahwa bagian-bagian intim tersebut tak boleh ada yang sembarangan bisa menyentuh atau memegang. Begitu juga tidak boleh untuk disalahgunakan.

Latih juga anak-anak untuk menjaga kebersihan dan kesehatan organ intimnya, seperti membilas dengan air saat buang air kecil, memakai sabun saat buang air besar (BAB), hingga ganti pakaian dalam secara teratur.

Halaman
12

Berita Terkini