TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dua hari terakhir warga Kota Semarang digegerkan dua orang meninggal mendadak di wilayah Kecamatan Semarang Utara.
Pertama, terjadi di Jalan Peres, Kuningan Semarang Utara, Senin (11/1/2021) sekira pukul 14.30 WIB.
Korban bernama Mulyono, warga Dadapsari, Semarang Utara, Kota Semarang , meregang nyawa di depan apotek Viva selepas berobat di apotek tersebut.
Baca juga: Akhirnya, Sumiyatun Berdamai dengan Anak Kandungnya: Maafkan Mamah Ya Sayang
Baca juga: Kabar Duka, Dokter Prasetya Hudaya Meninggal Gara-gara Terpapar Corona di Solo
Baca juga: Dedy Mulyadi Bersumpah Biayai Kuliah Agesti Setelah Mau Damai dengan Ibu di Demak: Sampai Doktor
Baca juga: 9.888 KPM Kota Tegal Terima Bantuan Sosial Tunai
Berikutnya, seorang pekerja bangunan Sanuri, meninggal ketika hendak berobat ke Klinik 24 Jam di Jalan Kolonel Sugiyono, Semarang Utara, Kota Semarang, Selasa (12/1/2021) sekira pukul 14.00 WIB.
Korban meregang nyawa di atas becak.
"Dua korban tersebut murni meninggal karena sakit.
Hal itu berdasarkan visum," terang Kanit Reskrim Polsek Semarang Utara Iptu CR Haryono saat dihubungi Tribunjateng.com, Rabu (13/1/2021).
Menanggapi kejadian beruntun tersebut, relawan Spesialis Pertolongan Pertama (PP) PMI Kota Semarang, Endang Puji Astuti menuturkan, masyarakat Kota Semarang ketika dihadapkan oleh kejadian orang meninggal mendadak hendaknya jangan gegabah menanganinya sendiri.
Berhubung saat ini dalam kondisi pandemi Covid-19, pertolongan pertama yang dilakukan yang dibutuhkan bukan secara medis.
Melainkan reaksi cepat menghubungi pihak terkait seperti Ambulance Hebat, Kepolisian, atau unsur terkait lainnya.
"Langsung hubungi pihak terkait, kalau ditangani sendiri ditakutkan terjadi hal-hal yang tak diinginkan," bebernya.
Dia melanjutkan, sebelum masa pandemi atau masa normal mungkin warga yang merasa memiliki kemampuan pertolongan pertama bisa memberikan pertolongan yang memungkinkan risiko meninggal dapat dicegah.
Akan tetapi selama masa pandemi hal itu tidak bisa dilakukan sehingga langkah paling tepat adalah segera menghubungi petugas medis yang memiliki alat perlindungan diri (APD).
"Perlindungan pribadi juga lebih penting karena kita tidak tahu para korban yang meninggal mendadak tersebut apakah tertular Covid-19 atau tidak," paparnya. (Iwn)