Banjir Jakarta

Hasnaeni Moein Bagi-bagi Uang Pengungsi Banjir Jakarta, Kritik Anies Baswedan Hanya Lempar Senyum

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembagian uang tunai yang dilakukan Hasnaeni Moein yang akrab disapa wanita emas, dibubarkan petugas guna menghindari pelanggaran protokol kesehatan di posko pengungsian korban banjir Cipmel, Universitas Borobudur, Makasar, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021).

Editor: Daniel Ari Purnomo

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Aksi bagi-bagi uang oleh Hasnaeni Moein ke pengungsi banjir di Jakarta viral.

Aksi tersebut dibubarkan satgas corona setempat.

Mereka beralasan aksi bagi-bagi uang itu memicu kericuhan antar warga dan melanggar protokol kesehatan alias prokes.

Hasnaeni Moein membagikan uang tunai sebesar Rp 50 ribu.

Aksi itu dilakukan saat menengok korban banjir Cipinang Melayu.

Dia berujar rumahnya juga kebanjiran.

Sebagai informasi, Hasnaeni Meoin tinggal di Jalan Kemang Timur Jakarta Selatan.

Sehingga dia ingin berbagi nasib dengan para pengungsi.

Bedanya, Hasnaeni Moein memiliki banyak harta.

Sedangkan para pengungsi sama sekali tak punya harta.

Tak hanya uang tunai, Hasnaeni Moein berbagi obat dan sembako.

"Ini rasa empati saya kepada masyarakat DKI. Ini persoalan yang sama, setiap pergantian gubernur masih hal yang sama yang saya rasakan dan saya juga merasakan, saya korban banjir juga," katanya kepada awak media, belum lama ini.

Sayangnya, aksi bagi-bagi uang yang awalnya berjalan aman seketika nyaris ricuh.

Ricuh terjadi saat puluhan pengungsi lainnya langsung menyerbu Wanita Emas yang datang menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.

Selanjutnya aksi tersebut dibubarkan petugas dilokasi guna menghindari kerumunan dan pelanggaran protokol kesehatan.

Namun, Wanita Emas kembali memastikan bahwa dirinya hanya menyampaikan rasa empati dirinya terhadap pengungsi dan sesama korban banjir.

"Saya juga korban banjir. Ini rasa empati saya kepada masyarakat," ujarnya.

Kritik Anies

Tak hanya sekali kebanjiran, Hasnaeni menilai kondisi ini merupakan bagian dari krisis kepemimpinan DKI Jakarta.

Ia berharap ada langkah nyata dan konkrit dari Pemprov DKI Jakarta guna menangani banjir yang menjadi agenda musibah tahunan.

"Rumah saya rasanya bukan kali ini juga kebanjiran, dua lantai penuh.

Jadi saya sangat prihatin dan saya kira kita krisis kepemimpinan di DKI ini, walaupun Gubernurnya sudah datang meninjau warganya, tapi yang saya maksud adalah bukan hanya tinjauan.

Tapi action apa yang harus dilakukan sehingga tidak terjadi hal yang sama," jelasnya

"Jangan hanya retorika, mendatangi warga, mendatangi orang biar simpati, tapi butuh sesuatu.

Sesuatu solusi penyelesaian tentang masalah banjir di DKI Jakarta.

Karena ini Ibukota negara," tandasnya.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat pamer keberhasilannya mengatasi banjir di kawasan Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur.

Dalam unggahan di akun instagramnya (@aniesbaswedan), mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini membandingkan kondisi terkini Cipinang Melayu dengan banjir yang terjadi pada 2017 lalu.

Ketika itu, Anies masih menjadi calon gubernur, sedangkan tampuk kepemimpinan DKI masih dikuasai Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.

Anies bersyukur, wilayah tersebut tahun ini tak kebanjiran.

Padahal, biasanya daerah Cipinang Melayu selalu terendam setiap tahunnya.

Warga Cipinang Melayu pun kini bisa tenang dan tak khawatir lagi dilanda bencana banjir seperti yang kerap mereka alami tahun-tahun sebelumnya.

Keberhasilan mengatasi banjir di wilayah itu disebut Anies, merupakan hasil kerja keras jajarannya yang telah belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, sehingga tahun ini kawasan Cipinang Melayu bisa bebas dari banjir.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkini