Berita Kecelakaan

Fakta Baru Bus Masuk Jurang Tewaskan 29 Orang, Ini Hasil Investigasi KNKT Penyebab Kecelakaan

Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bangkai Bus Tri Padma Kencana berhasil dievakuasi dari jurang di Tanjakan Cae, Wado, Sumedang. Bus disimpan di kantor Satlantas Polres Sumedang untuk penyelidikan lebih lanjut, Jumat (12/3/2021).

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA – Kecelakaan bus Sri Padma Kencana yang terperosok ke jurang di Tanjakan Cae, Kabupaten Sumedang, beberapa waktu lalu menjadi salah satu kecelakaan paling parah yang dialami bus pariwisata.

Sebanyak 29 penumpang meninggal dunia.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turut menginvestigasi penyebab dari terperosoknya bus berisi 66 penumpang ini.

Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan memberikan beberapa hasil temuan KNKT di lokasi kejadian.

“Indikasi sementara pada kasus ini adalah terjadinya brake fading (kampas rem yang mengalami overheat) akibat penggunaan maksimal,” ucap Wildan kepada Kompas.com, Minggu (14/3/2021).

Penggunaan maksimal ini maksudnya pengemudi ketika melewati jalanan menurun panjang, tidak menggunakan rem pembantu (exhaust brake & engine brake) namun mengandalkan rem utama atau pedal untuk mengurangi kecepatan.

“Hal ini yang menyebabkan kampas mengalami panas berlebihan, sehingga koefisien geseknya menurun drastis dan tidak mampu menahan putaran tromol,” kata Wildan.

Wildan menjelaskan, urutan kasus brake fading ini pertama, pengemudi melalui turunan menggunakan gigi tinggi.

Kedua, engine brake dan exhaust brake tidak digunakan sehingga hanya mengandalkan rem utama.

“Saat rem utama digunakan secara maksimal, risiko kampas overheat sangat tinggi.

Jika melampaui suhu 300 derajat celsius, maka terjadi brake fading di mana kampas melekat ke tromol namun tromol tetap berputar,” ucapnya.

Saat ini, pengemudi menginjak rem namun roda tidak berhenti.

Selanjutnya pengemudi mengocok rem, memastikan dapat gaya pengereman.

Padahal dengan mengocok rem, malah menurunkan tekanan udara di air tank.

“Jika tekanan udara di air tank kurang dari 7 bar, maka tidak bisa mendorong spring yang ada di pedal. Yang dirasakan pengemudi pedal rem dan kopling jadi keras (mbanggel),” ucapnya.

Halaman
12

Berita Terkini