Berita Internasional

Militer Myanmar yang Kabur Ke India Ini Sebut Ada Perintah Tembak Warga Sipil yang Melawan

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang polisi mengarahkan senjatanya ke orang-orang di Taunggyi, sebuah kota di Negara Bagian Shan, Myanmar, ketika pasukan keamanan terus menindak demonstran yang menentang kudeta militer, Minggu (28/2/2021). Sedikitnya 18 orang tewas dan 30 lainnya terluka dalam aksi demonstrasi di Myanmar pada 28 Februari, serta disebut sebagai hari paling berdarah dalam serentetan aksi protes menentang kudeta militer.(AFP/STR)

Dia mengatakan tentara diberi perintah untuk menembak pengunjuk rasa.

Polisi ditugaskan untuk memberikan keamanan ekstra.

“Padahal kami polisi, tapi kami tetap warga negara seperti rakyat. Saya tidak mau mendengarkan perintah seperti itu, dan saya tidak berani menembak,” ujarnya.

Chewa mengatakan dia tidak menyaksikan petugas polisi menembak warga sipil.

Tetapi dia mengaku melihat para pemimpin protes di sebuah kota kecil di dataran tinggi terpencil negara bagian Chin ditangkap.

Chewa bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil, yang melibatkan puluhan ribu pegawai pemerintah di seluruh Myanmar.

"Saya ingin demokrasi kembali," katanya, suaranya tercekat karena emosi.

"Saya ingin komunitas internasional membantu negara kami ... Saya adalah salah satu (perwira) tingkat rendah jadi saya tidak memiliki kekuatan untuk berbuat banyak jadi saya bergabung dengan (gerakan) - itu yang setidaknya bisa saya lakukan."

Dia mengaku mengkhawatirkan kesejahteraan keluarganya, karena dia adalah satu-satunya pencari nafkah.

Kyaw, Chewa dan petugas polisi lainnya menunjukkan kepada AFP kartu identitas militer atau polisi mereka untuk membuktikan identitas mereka.

AFP tidak dapat memverifikasi klaim spesifik mereka secara independen.

Saat kelompok itu duduk dalam keheningan, sinar matahari mengalir melalui jendela yang terbuka, mereka mengangkat tangan kanan mereka untuk memberi hormat dengan tiga jari, gerakan yang diilhami oleh film "Hunger Games" dan digunakan oleh pengunjuk rasa.

"Saya belum mau pulang dulu ke Myanmar," kata Kyaw, masih gemetar.

"Saya seorang tentara, jadi saya tidak aman di sana jika saya kembali."(*)

Berita terkait Myanmar

Berita terkait militer Myanmar

Berita terkait kudeta militer

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Militer Myanmar: Diperintah Terang-terangan Tembak Warga Sipil, Bahkan Bunuh Orangtua Sendiri

Berita Terkini