Ramadhan 2021

Hasil Temuan Terbaru Balai Besar POM Jelang Lebaran Tahun Ini, Ini Berita Lengkapnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto saat menunjukan barang temuan berupa tahu kuning dan kembang pacar yang mengandung formalin serta rhodamin B. Bahan makanan tersebut ditemukan saat tim Satgas Obat dan Makanan Dinkes Kabupaten Tegal melakukan sidak di Pasar Trayeman Slawi dan Banjaran, Selasa (4/5/2021).

Balai Besar POM di Semarang juga memberikan Sosialisasi Cara Ritel Pangan yang Baik (CRPB) kepada Pelaku Usaha Ritel Pangan, selain itu juga pendampingan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) kepada Pelaku Usaha Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) di Jawa Tengah.

"Marilah kita secara bersama-sama mengedukasi masyarakat dengan menggaungkan kepedulian terhadap pangan yang aman dan berkualitas, dengan melakukan CEK KLIK (Kemasan, Label, Ijin Edar dan Kedaluwarsa) untuk produk yang akan kita beli, " pungkasnya.

Terkendala Waktu

Oka seorang pedagang musiman saat jelang Lebaran selalu memanfaatkan momen penting ini. Dia produksi kastengel dan nastar. Usaha musiman itu telah dijalani sejak enam tahun lalu.

Dulu tahun 2015 coba-coba produksi untuk konsumsi sendiri dan teman. Tapi karena banyak peminat ingin dibuatkan, ia bersama istri memutuskan untuk menjualnya.

"Produk pertama hanya nastar dan kastengel lalu di tahun berikutnya kami menghadirkan choko almond dan greentea, tahap ujicoba malah mendapatkan peminat," ujarnya.

Peminat hanya dari kalangan teman kerja tetangga dan saudara yang mungkin penasaran dengan iklan yang dipasang pada status whatsapp.

"Kami hanya berani jual dangan laba 10.000-12.000 per pax. Bukan tidak ingin laba banyak tapi laba sedikit asal laku itu yang jadi pedoman karena namanya merintis apalagi usaha musiman yang muncul ketika hanya menjelang lebaran idul fitri saja," kata Oka.

Jumlah pesanan pun setiap tahunnya tidak banyak, berkisar 50 pax. Sedangkan masa waktu berjualan hanya tiga minggu.

Terkait dengan pengawasan BPOM atau legalitas lain, Oka mengaku sebenarnya usaha roti kering skala rumah tangga sebagaimana miliknya, harus urus izin PIRT. Namun ia tidak sempat mengurus karena keterbatasan waktu.

"Pengurusan P-IRT kan juga butuh waktu. Saya tahu gratis dibantu Dinkes untuk urus P-IRT. Sekaligus u ntuk perlindungan konsumen. Tapi saya belum sempat mengurusnya," kata Oka.

Oka menambahkan, banyak dari teman lebih menanyakan hal yang lebih sederhana yaitu stiker dari kemasan. Karena sekian tahun Ia menjalani usaha tersebut hanya nama penjual yang ditambahkan di roti kering pada bagian belakang nya untuk menarik minat.

Dia memastikan produk yang dibuatnya adalah aman dikonsumsi. Sebab semua bahan baku sudah diseleksi sebaik mungkin agar tidak mengecewakan konsumen. (tim)

Berita Terkini