"Kalau izin dari Kemenag, kami sudah ajukan izin. Namun ada penundaan, karena harus survei dan menunda karena corona," jelasnya.
Dia berkilah, kalau pihaknya sudah melarang anak-anak untuk bermain di makam.
"Murni sendiri, bahkan saya melarang untuk makan di makam. Di sini banyak jin, mudah masuk ke jiwa anak-anak," tandasnya.
Sementara itu, Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak secara simbolik meletakkan ornamen di salah satu makam yang diduga dirusak oleh anak-anak di kompleks pemakaman Cemoro Kembar, Mojo, Pasar Kliwon, Rabu (23/6/2021).
Menurutnya, TNI, Polri, Kemenag, masyarakat, maupun ormas datang bersinergi untuk melakukan perbaikan makam. Hal itu merupakan bentuk budaya Wong Solo.
Baca juga: Klasemen Lengkap Copa America 2021, Argentina dan Brasil Sama-sama Kedinginan di Puncak
Baca juga: BOR Sudah Mencapai 80 Persen, Pemkab Tegal Siapkan Sejumlah Puskesmas untuk Isolasi Terpusat
"Inilah tradisi budaya Wong Solo. Hidup rukun, damai, toleran, dan saling menghargai," ucapnya.
Menurutnya, semua elemen sepakat walaupun bukan saudar seiman, tapi sedarah sebangsa dan setanah air.
"Kita harus terus merajut kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itu harga mati. Kita guyub semua, kita perbaiki makam-makam yang rusak," ungkapnya. (*)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :