Berita Banjarnegara

Beredar Data Jumlah Pasien Covid-19 Banjarnegara yang Tinggi, Kepala Dinkes Dokter Latifa: Itu Salah

Penulis: khoirul muzaki
Editor: moh anhar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara dr Latifa Hesti di ruang rapat Bupati Banjarnegara

Penulis: Khoirul Muzakki

TRIBUNBANYUMAS. COM, BANJARNEGARA - Data Covid-19 yang dikelola pemerintah jadi acuan penting bagi masyarakat di masa pandemi ini.

Angka kasus positif Covid-19, pasien dirawat, kematian karena Covid, hingga status zona daerah selalu menyita perhatian publik. 

Tapi apa jadinya jika data itu tidak sinkron dengan kenyataan di lapangan, atau terdapat dua versi data yang berbeda. 

Baru-baru ini, di tengah viralnya Bupati Banjarnegara karena mengizinkan kegiatan masyarakat,  beredar data infografis di media sosial yang menunjukkan tingginya kasus Covid 19 di Banjarnegara. 

Baca juga: Cerita Keberhasilan Swiss, Ceko dan Ukraina, 3 Tim Kuda Hitam Tumbangkan Raksasa Euro 2021

Baca juga: Aksi Unik, Polisi Bertopeng Superhero Semprot Disinfektan Keliling Petarukan Pemalang

Baca juga: Manfaat Tumbuhan Rambusa si Terna Kaya Antioksidan: Banyak Dijual di Marketplace

Data kondisi tertinggi tanggal 26 Juni 2021 itu menunjukkan, Kabupaten Banjarnegara masuk peringkat 4 kabupaten/kota dengan kasus Covid 19 dirawat di rumah dengan total 406 pasien Covid dirawat di rumah sakit.

Peringkat di atasnya, ada Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, dan Kota Semarang dengan jumlah kasus dirawat tertinggi. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara dokter Latifa Hesti Purwaningtyas membantah data tersebut.

Ia memastikan data itu salah. 

"Pada prinsipnya data itu salah, " katanya, Rabu (30/6/2021) 

Data itu menjadi tidak masuk akal karena jumlah bed yang diperuntukkan pasien Covid di rumah sakit di Kabupaten Banjarnegara, menurut dia, hanya berjumlah 200. 

Sedangkan di data yang beredar, disebut pasien Covid yang dirawat di rumah sakit di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 406. 

Ia mengatakan, kemungkinan, jumlah 406 itu adalah akumulasi pasien yang dirawat dalam beberapa minggu.

Bisa juga, pasien yang sudah sembuh dan pulang ke rumah masih terdata sebagai pasien terawat. 

Baca juga: BEM UI Kritik Jokowi The King of Lip Service, Fadli Zon Heran Tahu Sikap Rektor

Baca juga: Ciptakan Peluang Bisnis saat Pandemi Covid-19 dengan Bisnis Kombucha, Bermanfaat untuk Detoks Tubuh

Baca juga: Kabar Gembira, Klub Kesayangan Warga Kudus Persiku akan Kembali Dibentuk Sebulan Lagi

Pihaknya sudah berkomunikasi dengan petugas di Pemerintah Provinsi Jateng terkait kesalahan data itu.

Ia juga telah memerintahkan pihak rumah sakit di Banjarnegara untuk mengeluarkan pasien yang sudah sembuh. 

"Jadi begitu ada yang pulang, langsung dikeluarkan, " katanya. (*)

Berita Terkini