TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Belum tuntas sebaran varian Covid-19 Delta di Indinesia, peneliti kembali menemukan varian baru di Jakarta.
Varian Kappa B.1617.1 telah ditemukan di wilayah DKI Jakarta.
Sama seperti varian Delta B.1617.2, Kappa adalah varian yang pertama kali ditemukan di India.
Selama lebih dari satu tahun sejak Covid-19 mewabah dari Kota Wuhan, China, virus penyebabnya telah bermutasi berkali-kali.
Baca juga: Arti Mimpi Tentang Sumur Ada 10 Penafsiran Berbeda Dikutip Dari Primbon Jawa
Baca juga: Gol Romelu Lukaku Tak Cukup, Kiprah Generasi Emas Belgia di Euro 2020 Dihentikan Italia
Baca juga: Perangkat Desa Simo Boyolali Dibakar Hidup-hidup, Dugaan Penyebab Terungkap Meski Pelaku Masih Buron
Baca juga: Mahasiswi Berhubungan Seks saat Kuliah Online, Kamera Lupa Dimatikan, Video Tersebar di Media Sosial
Saat ini, ada beberapa varian virus corona yang lebih mudah menular dan salah satunya diprediksi akan menjadi varian dominan.
Saat ini, Indonesia tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19 varian Delta. Kemudian, baru-baru ini varian Covid-19 Kappa pun ditemukan.
Adapun varian Alpha, Kappa, dan Delta sebelumnya telah memicu rekor infeksi di beberapa bagian Eropa dan anak benua.
Dilansir dari SBS News, 24 Juni 2021, agar lebih waspada, berikut adalah perbedaan varian Kappa dan varian Delta.
Varian Covid-19 Delta
Varian virus corona Delta pertama kali diidentifikasi di India dan saat ini telah dilaporkan di lebih dari 80 negara.
Delta merupakan varian yang sangat mudah menular sehingga membuat otoritas kesehatan di banyak negara semakin khawatir.
“Varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatan penularannya,” ujar Kepala Ilmuwan World Health Organization (WHO), Soumya Swaminathan.
Senada dengan ini, Catherine Bennett, Ketua Epidemiologi Deakin University, mengatakan bahwa Delta telah menyebar di mana Covid-19 berada saat ini.
“Ini adalah varian yang kami pantau karena kami melihatnya telah mengalahkan varian lain yang menjadi perhatian,” kata Bennett.
“(Delta) bisa dengan cepat mengungguli varian lain. Kami melihatnya di Inggris, kami melihatnya di sleruh Eropa, dan kami juga melihatnya di Amerika Serikat (AS). Delta dengan cepat menjadi strain yang dominan,” ucapnya.
Hanya tiga bulan setelah pertama kali ditemukan di Inggris, Delta telah mencetak lebih dari 99 persen kasus di sana.
Delta juga merupakan 90 persen kasus Covid-19 di Rusia dan telah memecahkan rekor kasus harian tertinggi sejak awal pandemi.
Bennett mengatakan, varian Delta berpotensi 60 persen lebih menular dibandingkan vairan Alpha yang sudah 50 persen lebih menular dibandingkan varian lainnya.
Penelitian dari Public Health England memperkirakan, Delta mempunyai nilai reproduksi 6,0. Artinya, setiap satu orang terinfeksi Delta, enam orang lainnya akan tertular.
Varian Covid-19 Kappa
Varian Covid-19 Kappa pertama kali ditemukan di India dan kini kasus infeksinya telah sampai di Indonesia.
Beberapa bulan yang lalu, para peneliti mulai memperhatikan ada strain mutan yang tengah berkembang di India.
Mereka menyebutnya sebagai mutan ganda, namun memang mungkin ada belasan mutasi yang menyebabkan varian baru.
Bennett mengatakan, di Victoria, negara bagian Australia, telah ditemukan hampir 100 kasus varian Kappa.
Para ahli kesehatan mengungkapkan kekhawatirannya bahwa Kappa, seperti Delta, menjadi varian yang jauh lebih mudah menular.
Baca juga: Kode Redeem FF Sabtu 3 Juli 2021, Terbaru dan Belum Digunakan Hari Ini
Baca juga: Pilihan Pemain Enrique Sempat Diragukan, Spanyol Justru Jadi Tim Pertama Lolos Semi Final Euro 2020
Baca juga: Video PPKM Darurat Dua Pusat Perbelanjaan Terbesar di Pati Ditutup Sementara
“Kami benar-benar perlu merespons sebaik mungkin. Kami perlu memaksimalkan tindakan pencegahan yang masuk akal, seperti memakai masker dan menjaga jarak,” ujarnya.
Dilansir dari The Guardian, 2 Juni 2021, Kepala Program Penelitian di Kirby Institute mengatakan, varian Kappa mungkin juga mengurangi kemanjuran beberapa vaksin.
“Ada juga bukti anekdotal yang datang dari India bahwa Kappa mungkin memiliki presentasi klinis yang sedikit berbeda dengan varian lainnya. Jadi, sakit perut, diare, dan gejala gastrointestinal dibandingkan gejala pernapasan,” katanya.
Meski demikian, belum ada cukup bukti bagi WHO untuk meningkatkan kategori varian Kappa menjadi varian yang mengkhawatirkan. (*)
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Varian Kappa Ditemukan di Jakarta, Ini Bedanya dengan Varian Delta