TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Menghadapi revolusi industri 4.0 menuju society 5.0 yang menuntut perubahan di segala bidang berlangsung cepat, khususnya teknologi digital Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga akan menerapkan sistem pembelajaran dengan kurikulum Whole Person Education (WPE) atau pendidikan manusia seutuhnya.
Rektor UKSW Salatiga Neil Semuel Rupidara mengatakan kurikulum WPE itu secara resmi akan ditetapkan mulai tahun akademik 2021/2022.
Konsep pendidikan manusia seutuhnya lanjutnya, bukanlah barang baru di UKSW, tetapi pernah dipakai oleh rektor pertama UKSW, Dr. (HC) Oeripan Notohamidjojo.
"Dalam perjalanannya, kami terus menyempurnakan konsep pendidikan manusia seutuhnya ini. Melihat kondisi saat ini, model pendidikan ini sangat relevan mengingat tuntutan pemenuhan future skills. Model dan ekosistem pendidikan di UKSW membedakan kampus ini dari kampus lainnya," terangnya dalam rilis kepada Tribunjateng.com, Kamis (5/8/2021).
Baca juga: Ditangkap di Rumah Temannya, Polisi Beberkan Kondisi Dinar Candy Terkini, Jalani Tes Urin dan Swab
Baca juga: Uang Rp 2 Triliun Akidi Tio Resmi Tidak Ada, Ini Hasil Temuan Tim yang Dibentuk Kapolda Sumsel
Baca juga: ACT Ciptakan Humanity Food Bus, Bus Disulap Jadi dapur, Salurkan Bantuan Pangan ke Seluruh Indonesia
Menurut Neil, konsep belajar yang ditetapkan itu juga bagian dari visi misi kampus untuk menghasilkan profil lulusan creative minority.
Karenanya, mulai tahun akademik baru ini penerapan kurikulum WPE secara utuh, khususnya bagi mahasiswa baru akan diberlakukan.
Pembantu Rektor I UKSW Bidang Akademik Iwan Setyawan menjelaskan kurikulum WPE ini tidak hanya mengutamakan aspek pengetahuan akademik saja, tetapi juga aspek soft skills seperti komunikasi, kemampuan berdiskusi, bekerja sama, kreativitas, berpikir kritis dan juga keluasan wawasan.
"Seorang mahasiswa Elektro nantinya tidak hanya akan belajar tentang komputer atau elektronika saja, melainkan juga bisa belajar mata kuliah sesuai dengan hobinya seperti seni musik, fotografi, dan layout desain," katanya
Dia berharap, mahasiswa ketika lulus akan menjadi manusia seutuhnya.
Apabila menghadapi persoalan di masyarakat tidak melihatnya dengan kaca mata kuda, tetapi melihat berdasarkan perspektif lebih luas sesuai ilmu yang diipelajarinya.
Pasalnya, mahasiswa selama studi tidak hanya belajar atau mendapatkan pengetahuan sesuai dengan disiplin ilmu atau program studi (prodi) yang diambil, tetapi juga mendapatkan pengetahuan lain di luar prodinya untuk melengkapi bidang keilmuannya.
"Kurikulum WPE ini seperti bangunan yang memiliki fondasi, tiang untuk menyokong dan juga kubah yang diibaratkan sebagai puncak capaian mahasiswa. Fondasi itu, Mata Kuliah Dasar Universitas (MDU) yang mencakup beberapa bidang di mana mahasiswa wajib memahaminya," paparnya
Iwan mengklaim kurikulum WPE yang diterapkan UKSW ini sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Konsep kurikulum WPE dan MBKM sejalan karena sama-sama memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di luar program studi yang dipilihnya bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa.
Kepala Pusat Pengajaran dan Pembelajaran Inovatif (P3i) Helti Lygia Mampouw menambahkan, MDU nantinya ada yang bersifat wajib dan juga pilihan.