Mariam Ghani kuliah di Universitas New York dan Sekolah Seni Visual.
Ditanya tentang tumbuh menjadi putri seorang pemimpin asing, Mariam Ghani mengatakan kepada Times,
"Ada banyak orang di dunia seni yang tidak tahu, yang mana lebih baik (untuk tidak dikenali)."
Profil 2015 menggambarkan putri mantan presiden Afghanistan itu menggambarkannya sebagai “seorang feminis, arsiparis, dan aktivis” yang “sangat berpengalaman dalam politik.”
Dalam unggahan Instagram-nya, pada Senin (16/8/2021), Mariam Ghani tidak secara spesifik menyebut penderitaan perempuan Afghanistan, yang sekali lagi melaporkan diputus dari sekolah dan pekerjaan, atau berpotensi dipaksa menikah dengan pejuang Taliban.
Namun, dia menyediakan sumber daya bagi orang-orang yang ingin membantu penduduk Afghanistan, termasuk dengan menulis surat kepada pejabat terpilih di AS.
Dia juga menjadi sukarelawan atau memberikan sumbangan kepada organisasi yang membantu pengungsi.
“Kepada semua orang yang telah menunjukkan perhatian dan mengulurkan tangan dalam solidaritas selama beberapa hari terakhir: terima kasih. Itu sangat berarti," tulisnya.
“Saya cukup lelah, tapi saya harap saya bisa membalas Anda semua secara individu dalam beberapa kesempatan.” (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com