TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Menyambut Hari Pariwisata Sedunia yang diperingati setiap 27 September 2021, Sanggar Greget Semarang menciptakan empat tari.
Empat tari tersebut antaralain Tari Kenthongan, Tari Serimpi Nyi Pandanaran, Tari Songsong Riwis, serta Tari Pariwisata Gumregah.
Pengasuh Sanggar Greget Semarang, Yoyok Bambang Priyambodo menjelaskan, keempat tarian yang diunggah di kanal YouTube Sanggar Greget tersebut menceritakan tentang keindahan wisata Indonesia, khususnya Jateng.
Tari Pariwisata Gumregah yang diciptakan Sangghita Anjali sengaja diambil di Taman Lumbini, kompleks Candi Borobudur Magelang.
Ini menjadi bentuk kolaborasi antara seniman dengan obyek wisata dalam sebuah karya tari sebagai wujud kerja sama dan gotong royong.
Tujuh penari tampil dengan latar belakang Candi Borobudur yang menjadi ikon wisata dunia dari Jateng.
"Sengaja yang membawakan tujuh penari karena itu apresiasi dari sapta pesona pariwisata. Kemanan, kerertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan," ucap Yoyok, sebagaimana keterangan tertulisnya, Selasa (28/9/2021).
Tarian ini merupakan sebuah reportoar tari kreasi tradisi jawa tengah yang menggambarkan tentang gumregahnya atau bangkitnya kembali kepariwisataan setelah terpuruk dari pandemi Covid-19.
Sementara Tari Serimpi Nyi Pandanaran yang juga dicipatakan Sangghita Anjali, menceritakan tentang petilasan sejarah yang merupakan bagian dari industri pariwisata.
"Ini kolaborasi antara seni budaya dan objek wisata," jelasnya.
Tari Serimpi Nyi Pandanaran menyuguhkan tentang kisah istri Ki Ageng Pandanaran yang bernama Endang Sejanila.
Nyi Pandanaran merupakan anak dari Begawan Pragota yang tinggal di derah Mugas Semarang, yang kini dijadikan tempat bernama Bergota.
"Berbicara soal pariwisata atau objek wisata, tentu tidak bisa lepas dari cerita sejarah. Nah, kami coba menyampaikan cerita-cerita terebut lewat tarian," tandasnya.
Di Tari Kenthongan, Yoyok menceritakan kehidupan masyarakat sehari-hari yang menggunakan kenthongan sebagai alat media informasi kepada seluruh warga dan masyarakat.
"Dalam penyusunan karya tari ini disajikan dalam bentuk gerak-gerak sederhana sebagai bentuk dolanan anak," jelasnya.