"Walaupun dia bukan militer, caranya di Biro Khusus seperti militer," imbuhnya.
"Disiplin kuat," ujar Hamim, dikutip dari buku Tempo, Orang Kiri Indonesia, "Sjam, Lelaki dengan Lima Alis."
Dia bahkan tak segan mencaci maki bawahannya jika melakukan kesalahan.
"Dia (Sjam) memaki-maki bahkan di depan banyak orang," ungkap Hamim.
Di matanmya, Sjam juga seorang pentolan PKI bermulut besar.
Sebelum menggorok leher selalu lontarkan pertanyaan Ini pada korbannya sebelum dieksekusi
Dia suka membesar-besarkan pengaruhnya terhadap militer, bahkan sesumbar menjelang G30 S.
Dia sangat yakin semuanya berjalan aman, dan revolusi akan berhasil, karena Sjam Kamaruzaman merasa berhasil menguasai militer.
"Bung tak usah takut, kita punya tentara, dengan tentara kita bisa berbuat apa saja," ujar Sjam pada Hamim.
Menurutnya dalam kondisi itu PKI siap melancarkan demonstrasi, rapat umum, menuntut upah, dan revolusi, tidak untuk perang.
"Bung belum bertempur sudah takut," katanya Sjam marah saat mendengar Hamim belum siap.
Dia juga dikenal sebagai sosok yang sombong dan tak mau belajar teori.
Menurut Hamim, ia selalu sombong dan bangga dengan pengalamannya di Serikat Buruh Pelabuhan dan Pelayaran Tanjung Priok.
"Sjam itu sombong dan enggak mau belajar teori, dia bercerita pernah kerja di Serikat Buruh dan Pelayaran Tanjung Priok," katanya.
"Dia pernah menyelamatkan Aidit, lalu disuruh mengawal Aidit, jadi dia sobat kental Aidit," ujarnya.