Menurut Muzamil, bidang garapan politik NU adalah politik kebangsaan yang bersumber dari keputusan Muktamar ke-28 NU di Yogyakarta tahun 1989 tentang pedoman berpolitik bagi warga NU.
Menurutnya, pengurus dan warga NU hendaknya fokus melakukan agenda organisasi yang telah disepakati bersama oleh para Alim Ulama dari berbagai forum permusyawaratan NU.
"Menurut saya tidak perlu meladeni isu-isu yang berkembang dari kalangan liberal maupun kelompok fundamental dengan kontra narasi, melainkan lakukan saja agenda organisasi yang telah ditetapkan, Insyaallah NU akan tetap besar dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat banyak," tegasnya.
Disampaikan, ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan oleh PBNU dan jajaran di bawahnya pasca-Muktamar ke-34 nanti.
Pertama, melakukan peningkatan kapasitas organisasi dengan memfungsikan seluruh perangkat organisasi sampai di tingkat bawah yaitu Ranting dan Anak Ranting.
"Kedua, menjalankan program kerja yang telah disepakati secara gotong royong. Siapapun nanti yang terpilih hendaknya bersikap amanah menjalankan kedua hal pokok tersebut," ucapnya.
Dia menambahkan, sudah saatnya NU bersikap mandiri, baik dalam berpikir dan bertindak sebagaimana dicontohkan oleh para pendiri Jamiyah ulama ini, sehingga NU tidak sekadar menjadi variabel dependen, namun mampu berperan sebagai variabel independen.
"Hendaknya jangan sampai terulang, yang direncanakan bagus malah tidak dilaksanakan, sedangkan apa yang dilakukan justru malah tidak direncanakan," pungkasnya. (*)