Baca tanpa iklan
Oleh Faradiah Melva Ghoniyah
Mahasiswa Magister Profesi Psikologi Unika Semarang
PANDEMI Covid-19 menimpa hampir seluruh negara di dunia tanpa kecuali. Dampak pandemi memengaruhi banyak sektor kehidupan, termasuk ekonomi, pendidikan, gaya hidup, dan lain-lain.
Banyak negara di dunia tidak siap menghadapi pandemi ini sehingga kebijakan dan strategi berubah-ubah sebagaimana karakter virus corona itu sendiri.
WHO (2010) menyatakan bahwa pandemi adalah epidemi skala besar yang menimpa jutaan orang di berbagai negara, kadang-kadang menyebar ke seluruh dunia (Fahrudin et al., 2020).
Untungnya, Indonesia termasuk negara yang tangguh menghadapi pandemi dan kini cenderung berhasil mengendalikannya.
Buktinya belakangan ini angka kasus pasien positif di rumah sakit terus menurun. Bahkan sejumlah rumah sakit sudah zero pasien Covid-19.
Meski begitu, pemerintah terus mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu taat protokol kesehatan.
Negara-negara di dunia menerapkan berbagai kebijakan dan tindakan dengan nama berbeda seperti karantina, lockdown, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PPKM dan serupanya.
Pada dasarnya punya arti sama yaitu membatasi pergerakan orang, kurangi mobilitas dan cegah kerumunan.
Sehingga terjadi beberapa perubahan, seperti belajar dari rumah, bekerja dari rumah (WFH), dan mengubah berbagai gaya baru atau new normal.
Salah satu dampak langsung pandemi terlihat pada karyawan karena kesulitan menerapkan sistem WFH. Terdapat beberapa alasan untuk hal ini baik yang terkait dengan pekerjaan maupun individu karyawan.
Misalnya, beberapa bentuk pekerjaan masih mengandalkan file fisik dan peralatan kantor sehingga karyawan perlu datang ke kantor untuk menyelesaikan tugasnya, namun tidak mungkin dilakukan jika karyawan harus bekerja dari rumah.
Kondisi ini mengakibatkan karyawan tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaan selama WFH.
Merasa bosan