Tapi Jaka mengabaikannya. Dia terus melakukan aktivitasnya.
“Putriku, Dewi. Ini aku, ayahmu.” Tapi Dewi juga mengabaikannya.
Kiai Gede Penanggungan benar-benar marah.
Dia kemudian berkata, “Kalian berdua seperti Candi. Kalian tidak bisa mendengarkan saya.”
Tepat setelah dia mengucapkan kata-kata itu, sesuatu yang luar biasa terjadi.
Perlahan, Jaka dan Dewi berubah menjadi Candi.
Karena candi berdiri di antara padi (pari), orang kemudian menamainya sebagai Candi Pari (Padi). (*)