TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - DPRD Kota Semarang setuju dengan keputusan bersama empat menteri mengenai pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) berjalan fullday setiap hari.
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo mengatakan, PTM berjalan fullday sudah sepantasnya diberlakukan.
Pasalnya, sudah dua tahun pembelajaran berlangsung secara daring. Jangan sampai, kata dia, ada anak SMP sejak kelas 1 hingga kelas 3 tidak pernah menerima pembelajaran secara tatap muka.
Dia tidak ingin terjadi lost generation atau generasi hilang.
Baca juga: Libur Awal Tahun 2022, Wisata Guci Tegal Dipadati Pengunjung, Ini Situasinya
Baca juga: Kantor Dinas Arsip Sukoharjo Terbakar, Berawal dari Pembakaran Berkas
Baca juga: Ada 14 Pemain Diproyeksikan Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia di Piala AFF U23
"Saya miris. Jangan sampai ada anak sekolah kelas 1 sampai 3 tidak pernah tatap muka. Tidak kenal temannya. Mereka tidak bisa tahu ketika ngomong sesuatu ada teman yang tersinggung. Ini kan proses pendewasaan pelajar jadi kurang. Makanya, semester ini wajib hukumnya PTM," paparnya, Minggu (9/1/2022).
Sesuai surat keputusan bersama empat menteri, lanjut Anang, secara yuridis dan filosofis, PTM harus dilakukan.
Ditambah secara sosiologis, guru dan tenaga kependidikan sudah tervaksin 100 persen.
Para pelajar juga sudah dilakukan vaksinasi dan masih terus berjalan.
"Saya minta vaksin harus tetap berjalan. Protokol kesehatan dilaksanakan. Vaksin pelajar saya pikir sudah diangga 70 persen," sebutnya.
Menurutnya, vaksinasi pelajar di Semarang sudah terbilang bagus. Kesadaran orang tua mendukung vaksinasi juga bagus.
Baca juga: Kecelakaan Bus Pariwisata di Gunungkidul, Mesin Mati di Tanjakan Kemudian Mundur Lalu Terguling
Baca juga: Di Jogja, Warga Hadang Rombongan Remaja yang Diduga Hendak Aksi Klitih, Ini Kronologinya
Baca juga: Aksi Dukun Cabul di Kulon Progo, Setubuhi Remaja dengan Dalih Musnahkan Guna-guna
Di sisi lain, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) juga rendah. (*)