"Awalnya saya bilang tidak bisa karena saya capek.
Saya ditanya ada uang cash di rumah.
Saya bilang ada dan nanti katanya akan diambil ojek online (Ojol) uangnya dan nanti difoto pengemudinya," ujar dia.
Menurutnya, ketika ojek online belum datang, pelaku terus menelponnya.
Setelah pengemudi ojol datang, tampak bingung karena diminta mengambil uang tersebut.
"Setelah pengemudi ojol ambil uang saya sebesar Rp 2,2 juta dan pergi, bapaknya telepon lagi dan bilang katanya saudaranya salah transfer masuk ke rekening saya yang seharusnya masuk rekening anaknya (pelaku) sebesar Rp 2,2 juta dan diminta untuk mengembalikan," kata dia.
Dia mulai curiga ketika mendapat telepon kedua dari pelaku yang sama untuk mengembalikan uang tersebut.
Dirinya berkilah bahwa belum mendapat laporan dari SMS banking jika ada transfer masuk.
"Kata pelaku bilangnya paling terlambat," inbuhnya.
Saat itulah Sri langsung ke mesin ATM untuk mengecek saldo yang ada di rekeningnya.
"Saya ngecek tidak ada sama sekali transfer masuk dan sisa saldo masih punya saya," tutur dia.
Mengetahui hal tersebut, dia langsung ke Bank di jalan Piere Tendean untuk memastikan transaksi tersebut.
Saat dilakukan pengecekan, petugas bank juga tidak ada transfer yang masuk.
"Petugas bank juga bilang saya jangan percaya untuk mengembalikan.
Saya menyebut ada bukti transfer bertuliskan transaksi berhasil.