TRIBUNJATENG.COM -- DR Aqua Dwipayana, SI.Kom pakar komunikasi dan motivator sekaligus dosen serta penulis buku membagikan pengalaman perjalanannya hingga berada di titik sekarang.
Pria kelahiran Pematang Siantar, 23 Januari 1970 ini paparkan capaiannya sekarang merupakan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan atas dukungan orang tua, saudara, keluarga, hingga rekan-rekannya.
Pria yang akrab disapa Aqua ini tak malu mengakui latar belakangnya dari keluarga sederhana.
Bungsu dari lima bersaudara ini untuk sekadar bermimpi bisa menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi pun rasanya tak bernyali.
"Tentu atas izin Allah dan tentunya dengan perjuangan, saya bisa kuliah sampai S3, Doktor Komunikasi Universitas Padjajaran," terang Aqua pada Tribun Jateng belum lama ini.
Meski telah berhasil mewujudkan hal besar setelah menempuh jenjang Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Malang, Magister Ilmu Komunikasi, hingga doktoral, Aqua tetap merasa apa yang diperolehnya saat ini merupakan cobaan.
Baginya, capaiannya saat ini tak boleh membuatnya melupakan diri yang dulu kondisi kekurangan dan sekarang bisa memiliki kehidupan yang lebih baik.
Video Tribun Topic bersama DR Aqua Dwipayana dipandu oleh host Erwin Ardian Pemred Tribun Jateng telah tayang di media sosial Tribunjateng.com dan kali ini disajikan kepada pembaca koran cetak yang ditranskrip oleh reporter Amanda Rizqyana. Berikut petikan wawancaranya.
Dulu waktu kecil apa cita-cita Pak Aqua?
Perjuangan hidup saya ketika bapak dulu bekerja sebagai wartawan di Pematang Siantar dan ibu menjadi bidan, keduanya menghidupi lima anak dengan kondisi ekonomi saat itu.
Perjuangan keluarga semakin berat ketika keempat kakak Aqua melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di waktu yang nyaris bersamaan.
Beruntungnya, ketika kuliah di Malang, Aqua bekerja sebagai wartawan dan dari pendapatannya bisa membiayai hidup dan kuliah, bahkan membantu kakak kuliah di Yogyakarta.
Apakah semua teman tulus waktu itu?
Ini saya ceritakan supaya anak milenila mendapat spirit dan semangat untuk meraih kehidupan lebih baik. Kita harus menyadari banyak orang yang mendekat bukan dengan tulus, melainkan memiliki pamrih ke depannya. Maka kita harus tahu orang yang benar-benar tulus atau memiliki niatan tertentu.
Anak bungsu biasa manja?
Tidak juga. Saya paling kecil tapi bukan yang paling manja, justru paling kerja keras
Sejak kecil suka menulis?
Iya memang suka menulis sejak masih SD. Pernah juara 2 tingkat Provinsi Sumatera Utara. Menariknya, perlombaan yang ia ikuti merupakan lomba air mineral sementara ia memiliki nama Aqua. Saat orang-orang mendengar namanya dipanggil sebagai pemenang, banyak yang tertawa.
"Orang pada ketawa, karena namanya Aqua menang juara lomba air minum," kenang Aqua.
Kenapa dulu dinamai Aqua?
Semua berkat doa dan dorongan orangtua. Bahkan ia merasa pemberian nama Aqua yang bermakna air itu membuat hidupnya mengalir seperti air.
Suami Retno Setiasih ini menjalani sebagai wartawan selama 18 tahun, tahun 1988-1994. Menjadi wartawan kala itu bukanlah sebuah prestasi, karena terdesak kebutuhan dan keadaan.
Tugas liputan pernah di Malang, Surabaya, dan Probolinggo. Jadi motivator bukanlah hal yang direncanakan.
Jadi motivator pernah di mana saja Pak?
Anak saya dua yaitu Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana. Saya sudah menjelajahi 34 negara untuk bagi motivasi.
Saya sebagai motivator Indonesia satu-satunya yang berlatarbelakang pendidikan komunikasi. Komunikasi menjadi kunci penting dalam menyampaikan informasi.
Apa saja strategi menghadapi audiens?
Ketika saya berhadapan dengan mahasiswa, saya akan menanyakan semangat belajar mereka. Ketika saya berhadapan dengan audiens, saya tidak memakai teori, namun pengalaman.
Saya merasakan orang-orang lebih membutuhkan cerita tentang pengalaman saya. Manusia memiliki perasaan dan ketika perasaan tersebut disentuh dengan hati-hati, dapat memberi semangat dan motivasi.
Kabarnya Pak Aqua juga menulis buku?
Iya sudah 11 buku diterbitkan dan menjadi best seller.
Bisa cerita bagaimana umrahkan ratusan orang gratis?
Dari hasil menulis dan jual buku itu ada 167 orang berangkat umrah. Ada pula sejumlah orang yang berangkat umrah dari rejeki lain yang bila ditotal seluruhnya mencapai 300 orang.
Ada hadiah juga bulan madu ke Bali?
Saya seperti tukang pos antarkan paket ke tujuan. Saya tunjuk siapa saja feeling kadang marbot, tukang parkir, dan tukang becak.
Apakah sebelumnya kenal mereka?
Tidak juga. Siapa saja diberangkatkan, kadang ada rekomendasi dari kawan. Bahkan 60 % saya tidak mengenal mereka. Orang-orang tersebut memang sudah mendapatkan takdir memperoleh rejeki umrah maupun bulan madu.
Ketika ada pandemi bagaimana?
Iya umrah gratis The Power of Silaturahim 4 yang seharusnya berangkat 15 April 2020 sebanyak 35 orang batal berangkat hingga sekarang.
Padahal para jemaah sudah mendapatkan berbagai fasilitas umrah dan siap untuk segera bertolak menuju Tanah Suci. Buku-buku karya Aqua sudah dicetak ratusan ribu. (arh)
Baca juga: Ini Alasan Nazaruddin Ajukan Permintaan Suntik Mati ke Pengadilan
Baca juga: Ini Kisaran Harga Tanah di Wilayah Ibu Kota Baru di Kalimantan
Baca juga: Alasan Jokowi Tak Takut Digugat WTO, Presiden Tegaskan RI Secara Bertahap Setop Ekspor Bahan Mentah
Baca juga: Hotline Semarang : PTM di Kota Semarang Tetap Akan Digelar?