Dari pengepul, kata dia, panenan petani itu lantas dibawa ke sebuah PT di Pekalongan untuk campuran teh.
"Setiap hari Melati dibawa ke Pekalongan, " katanya
Usaha pertanian Melati nyatanya juga mengalami pasang surut.
Di puncak kejayaannya, rata-rata lahan warga di Situwangi sempat ditanami Melati.
Harga Melati saat itu juga bisa mencapai Rp 50 ribu per kilogram. Namun beberapa tahun terakhir usaha itu kian lesu.
Harga Melati anjlok.
Karena tak lagi menjanjikan, sebagian petani memilih mengganti tanamannya dengan komoditas baru, semisal Jeruk dan Jambu.
Rijal termasuk salah satu petani yang memutuskan beralih ke tanaman lain.
Saat ini, masih ada sejumlah petani yang bertahan menanam Melati di lahan mereka.
"Sekarang laku, tapi murah, " katanya.(*)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :