TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Sarana dan prasarana tempat isolasi terpusat (isoter) di Kabupaten Karanganyar sudah disiapkan manakala sewaktu-waktu dibutuhkan.
Sekretaris Satgas Covid-19 Karanganyar, Bagoes Darmadi menyampaikan, sarana dan prasarana tempat isoter telah disiapkan untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten karanganyar.
Baca juga: Disdagnakerkop UKM Karanganyar Usulkan 8 Ribu Liter Migor Bersubsidi Untuk Operasi Pasar
Baca juga: Asyik, Pasar Dadakan Tiap Akhir Pekan Bakal Dibuka Lagi, Pemkab Karanganyar: Sedang Kami Persiapkan
Baca juga: Kronologis Kecelakaan Maut di Karanganyar, GrandMax Hendak Mendahului Mobil
Baca juga: Di Karanganyar, Rumah Warga yang Isolasi Mandiri Dipasangi Stiker, Ini Tujuannya
"Kami tetap siap-siap untuk pembukaan isoter kalau sewaktu-waktu dibutuhkan."
"Namun harapannya semoga tidak terjadi (lonjakan kasus Covid-19) seperti tahun sebelumnya."
"Sarpras sudah siap tinggal gelar (pembukaan) saja."
"Tapi kami menunggu situasi dan menunggu petunjuk lebih lanjut dari Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten," kata Kalakhar BPBD Kabupaten Karanganyar itu kepada Tribunjateng.com, Rabu (9/2/2022).
Pihaknya telah menerima bantuan 500 tempat tidur dan lemari dari BNPB untuk pembukaan isoter.
Barang tersebut saat ini masih tersimpan di gudang.
Selain pemenuhan tempat tidur, lanjut Bagoes, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan DKK Karanganyar untuk tenaga medis dan obat-obatan.
Begitu juga pemenuhan logistik bagi warga yang menjalani isolasi.
"Gambaran lokasi isoter nanti di bekas SMP Negeri 2 Kerjo, BLK (Karangpandan), dan Gedung Wanita," ucapnya.
Berdasarkan informasi DKK Karanganyar, tercatat ada 259 kasus aktif positif Covid-19 hingga Selasa (8/2/2022).
Dari jumlah itu, 30 orang menjalani rawat inap dan 229 isolasi mandiri.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan, varian Omicron memang memiliki tingkat penularan yang cepat, tapi risikonya tidak begitu membahayakan.
Di sisi lain, tingkat kesembuhannya juga lebih cepat.
"Soal Omicron, saat mengikuti koordinasi dengan Pak Luhut dan Menkes, percepatan penularannya memang tinggi tapi risikonya juga tidak terlalu membahayakan."