"Gue lagi di Lombok saat itu, gue panik, gue langsung cari penerbangan paling pagi. Kejadian Sabtu malam dan gue sampai rumah Minggu jam 12 siang,"
Akibat kecelakaan tersebut, sepertiga ekor Selen mengalami patah tulang.
"Sepertiga ekornya cedera. Lima belas centimeter dari ujung. Ruas ekornya putus. Untung ekor, kalau tangan bisa putus, dan kalau kepala kepejut, Selen bisa mati," tutur Alshad Ahmad.
Dokter yang menangani Selen pun tidak menutup kemungkinan harimau benggala putih itu akan menjalani amputasi jika jaringan tulang ekor Selen tidak mengalami pertumbuhan. Sehingga lukanya akan busuk.
"Operasi Selen memakan waktu satu jam. Jadi kita jahit di otot, di tulang dan kulit.
Alhamdulillah berjalan lancar. Kalau misal setelah operasi jaringannya rusak, mengalami pembusukan, harus diamputasi," tutur dokter hewan.
Dokter memutuskan untuk tidak memotong ekor Selen lantaran masih banyak harapan untuk pulih.
"Tulangnya sudah putus dari ruasnya. Kalau itu harimau sudah tua, kita putuskan untuk diamputasi. Karena Selen masih 3 bulan, tumbuh tulangnya cepat," lanjutnya.
"Ekor harimau ini kan kalau di alam untuk berenang. Untung di penangkaran, jadi tidak terlalu fatal untuk kelangsungan hidupnya," tandas dokter.
(*)