TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Keluarga pemuda korban peluru nyasar harus menanggung biaya perawatan hingga ratusan juta rupah.
Sementara kondisi korban Fadillah Rafi (19) hingga kini belum stabil dan tak sadarkan diri.
Perawatannya tidak ditanggung BPJS karena ia tertembak di lokasi tawuran, meski saat itu ia diduga hanya ingin membeli kopi.
Baca juga: Jadwal TV Televisi Hari Ini Sabtu 19 Februari 2022 di Trans TV RCTI Trans7 GTV SCTV dan Lainnya
Baca juga: Satgas Pangan Temukan 1,1 Juta Kg Minyak Goreng Menumpuk di Gudang Produsen
Baca juga: Jelang Crystal Palace vs Chelsea, Tuchel Isyaratkan Menyerah dari Perburuan Juara Liga Inggris
Peritiwa tersebut menimpa Rafi ketika didekat lokasi ia membeli kopi ada dua kelompok massa terlibat tawuran, Jumat (11/2/2022) dini hari.
"Korban saat itu memang berada berdekatan dengan lokasi orang yang sedang tawuran."
"Jadi ada dua kelompok yang tawuran korban ada di situ," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan saat dihubungi, Jumat (18/2/2022).
Kemudian kata Zulpan, korban diduga terkena peluru nyasar yang meletus saat peristiwa tersebut terjadi.
Saat ini kata Zulpan, korban sudah membuat laporan polisi ke Polda Metro Jaya.
Penyidik dari Direskrimum Polda Metro Jaya juga masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
Zulpan belum mau menyimpulkan asal muasal peluru yang nyasar ke pinggang korban.
Polisi masih menyelidiki asal muasal peluru.
"Ini kan masih dalam penyelidikan dulu ya, soal pelurunya dari mana ya, tetapi itu kami periksa lokasi kejadian yang dekat suatu pabrik perusahaan itu.
Nanti kami akan cek di situ, karena asalnya dari situ," tutur Zulpan.
Sebelumnya seorang pemuda, Fadillah Rafi menjadi korban penembakan saat berada dekat Kantor PT Jasa Marga, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (11/2/2022) dini hari.
Peristiwa bermula saat korban yang melintas di lokasi dengan mengendarai motor untuk beli kopi.