Keempat, langkah kakinya sejauh ujung pandangnya.
Kelima, bisa diikat layaknya hewan tunggangan.
Tetapi ada sebuah riwayat hadis yang menjelaskan mulanya buraq menunjukkan keliarannya.
Ia terkesan enggan ditunggangi oleh Rasulullah.
Lalu Jibril dengan sigap mengendalikannya seraya berkata.
“Wahai buraq! tidak malukah engkau? Demi Allah, orang yang akan menunggangi engkau adalah orang yang paling mulia."
Barulah Buraq memahami posisinya sebagai kendaraan pilihan Allah untuk mengantar manusia paling mulia.
Maka sikapnya berubah menjadi jinak penuh takzim.
Kaum muslim hendaknya mengambil hikmah dari perjalanan Isra Mi'raj Rasulullah.
Buraq merupakan binatang gaib yang tidak akan pernah kita jumpai di alam ini.
Hanya Rasulullah, manusia pilihan Allah sajalah yang pernah menaikinya.
Dijelaskan dalam Alquran surah Al Jin ayat 26 sampai 27.
"Dialah Tuhan yang mengetahui yang gaib, dan Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya. Maka Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya."
Demikian gambaran buraq dari berbagai hadits Rasulullah.
Semoga bermanfaat bagi Anda. (*)