Sedangkan serum dari individu yang divaksinasi dengan infeksi sebelumnya atau individu yang telah menerima tiga dosis vaksin menunjukkan pengurangan kemampuan netralisasi sebanyak tujuh kali lipat.
Respon humoral yang berkurang ini dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi ulang.
Sebaliknya, studi tentang imunitas seluler menunjukkan hasil yang baik respons yang dipertahankan (70 persen - 80 persen dari respons CD4+ dan CD8+) yang dapat dikaitkan dengan penurunan risiko keparahan penyakit.
7. Dampak Pada Tes PCR
Terlepas dari garis keturunan BA.2, semua varian turunan Omicron memiliki delesi asam amino 69-70 dalam gen S (Spike) yang bertanggung jawab atas kegagalan pengenalan target gen-S (SGTF: S Gene Target Failure).
Evaluasi tes PCR untuk SARS-CoV-2 yang mencakup beberapa target gen mengungkapkan dampak terbatas untuk mendeteksi varian Omicron pada akurasi tes diagnostik tes ini.
8. Dampak Pada Tes Diagnostik Cepat (Rapid Test)
Data awal menunjukkan hasil yang kontradiktif, dimana beberapa menunjukkan bahwa Ag-RDT (Rapid antigen) memiliki sensitivitas yang sama terhadap Omicron dengan virus tipe liar atau VOC (Varian of Concern) atau varian yang diwaspadai lainnya.
Sementara penelitian lain menemukan perbedaan variabilitas dalam kinerja tes ini dan hal ini juga ditemukan pada penelitian terbaru.
9. Dampak Pada Antivirus
Data awal dari beberapa penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan dalam efektivitas agen antivirus terhadap Omicron
10. Dampak Pada Biologi
Menurut dr.Nia Krisniawati,Sp.MK. yang juga alumni Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran UNDIP bahwa studi tentang efektivitas antibodi monoklonal untuk mengobati pasien dengan Omicron melaporkan bahwa aktivitas penetralan tetap bertahan lama pada tiga antibodi monoklonal (sotrovimab, S2X259 dan S2H97) dan terdapat pengurangan efektivitas antibodi monoklonal lainnya (Planas 2021, VanBlargan 2021, Cameroni 2021, Wilhelm 2021, Roche 2021). (Tribunbanyumas/jti)