Pada PON XX Papua lalu, Jateng mendapat 27 medali emas, 47 perak dan 64 perunggu.
Berasan tali asih adalah Rp 200 juta untuk peraih emas perorangan dan Rp 300 juta untuk peraih emas beregu.
Peraih medali perak perorangan akan mendapat Rp 80 juta, ganda Rp 70 juta, trio Rp 60 juta, kwartet Rp 40 juta, lebih dari 4 atlet Rp 30 juta.
Sementara peraih medali perunggu perorangan mendapat Rp 50 juta, ganda Rp 40 juta, trio Rp 30 juta, kwartet Rp 25 juta, lebih dari empat atlet Rp 20 juta.
Sedangkan pelatih sama rata, yakni medali emas Rp 100 juta, perak Rp 40 juta dan perunggu Rp 25 juta. Total dana yang dialokasikan untuk tali asih Rp 21,8 miliar.
"Yang akan diserahkan pada tahap pertama dari dana Silpa Rp 8.188.749.888. Sisanya dari anggaran murni sebesar Rp 13.618.750.000," terangnya.
Sebelumnya, atlet Jateng peraih medali di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 harap-harap cemas.
Bonus yang dijanjikan pemerintah kepada para atlet berprestasi di PON Papua yang mampu membawa pulang medali tak kunjung cair.
Seperti yang dirasakan Laksamana Pandu Pratama. Ia adalah peraih medali emas cabor Wushu Sanda kelas 52 kilogram.
Semestinya ia mendapatkan bonus sebesar Rp 200 juta karena memperoleh medali emas.
Pandu, demikian sapaan akrabnya, mengaku sudah berusaha menanyakan terkait kejelasan uang bonus itu ke pengurus cabor.
Namun jawaban yang ia terima adalah informasi bila bonus diperkirakan cair awal Maret ini.
“Sudah turun tapi katanya dibuat dua kali. Tahap pertama 30 persen dalam waktu dekat ini dan saya juga sudah tanda tangan. Sedangkan sisanya 70 persen cair Juni,” ungkapnya, Minggu (6/3/2022).
Pandu tidak tahu hal apa yang membuat proses pencairan uang bonus hingga sekarang belum cair. Padahal menurutnya atlet-atlet di provinsi lain sudah terselesaikan.
Rencananya, uang bonus yang nanti ia terima akan digunakan untuk membeli rumah.
“Harapannya segara cair. Tapi tidak apa-apa hitung-hitung sebagai tabungan rencana beli rumah,” ucapnya. (arl/wan)