Wawancara Khusus

Ledekan dari Teman Motivasi Rustono Jadi Profesor

Penulis: amanda rizqyana
Editor: rustam aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prof. Dr. Rustono, M.Hum, Rektor Unisvet Semarang

Saat saya lulus SMP nyaris tidak bisa lanjut karena keempat kakak belum selesai pendidikan dan tidak ada biaya sama sekali, sehingga selama setahun saya istirahat tidak sekolah.

Terpaksa harus berhenti setahun dulu sebelum kemudian melanjutkan ke SMANegeri 1 Brebes.

Meskipun setahun tidak sekolah, alhamdulillah saya tes masuk SMA Negeri 1 Brebes langsung lolos, langsung diterima.

Tahun 1976 lulus dan mendapat beasiswa. Lalu melanjutkan ke Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) di Semarang.

Alasannya memilih IKIP karena pengaruh orang tua dan cita-cita ingin menjadi guru.

Saya teringat pesan Pak Daud Yusuf, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Pembangunan III Periode 1978-1988 yang mengatakan, 'Profesi di dunia ini hanya ada dua: satu guru dan yang kedua lain-lain.'

Setelah memilih perguruan tinggi, saya memilih program studi Bahasa Indonesia IKIP Semarang karena pernah di tulisan rapor, entah di SD atau SMP, sang guru menilai ia memiliki bakat di bidang bahasa.

Meskipun Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, ternyata Bahasa Indonesia lebih sulit dibanding Bahasa Inggris.

Akhirnya ia memilih Program Studi Bahasa Indonesia.

Tepat waktu dalam tiga tahun lulus. Usai menyandang gelar Bachelor of Art (BA), diminta pulang ke Brebes dan menjadi guru.

Namun, karena ingin melanjutkan pendidikan hingga sarjana, akhirnya memilih bertahan di Semarang. Ia pun mengajar di SMK Teuku Umar Jatingaleh sembari kuliah S1.

Masa studi S1 selesai dalam tempo 1,5 tahun dan dinyatakan sebagai lulusan termuda dan tercepat, dan menjadi wisudawan terbaik dan cumlaude.

Lalu mengajar di almamater. Tahun 1982 kemudian mengurus pendaftaran dosen di IKIP Semarang, tahun 1983 Surat Keputusan (SK) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) keluar.

Setelah 10 tahun mengajar, saya melanjutkan S2 di Universitas Indonesia dan lulus 1994.

Selanjutnya ditawari S3 di Universitas Indonesia, masuk tahun 1995 lulus 1998 dan mendapatkan beasiswa.

Halaman
1234

Berita Terkini