Banteng Raiders

Habib Luthfi Yahya Beri Tausiyah Kebangsaan HUT Ke-69 Banteng Raiders, Senandungkan Padang Bulan

Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Habib Luthfi Yahya (kiri) memberi Tausiyah Kebangsaan di Masjid Al Jihad Banteng Raiders, Semarang, didampingi Komandan Yonif Raider 400/BR, Mayor Inf Ely Purwadi SIP MIP.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Habib Luthfi Yahya hadir di Masjid Al Jihad Yonif Raider 400/BR, Semarang, Kamis (25/3/2022) malam, memberikan Tausiyah Kebangsaan.

Pengajian yang merupakan rangkaian peringatan HUT ke-69 Yonif Raider 400/BR ini diikuti seluruh prajurit Banteng Raiders beserta anggota Persit dan keluarga.

Acara diawali menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan sambutan Komandan Yonif 400/BR Mayor Inf Ely Purwadi SIP MIP.

Mayor Inf Ely memanjatkan syukur atas kelancaran seluruh rangkaian peringatan HUT ke-69 batalyon pemukul Kodam IV/Diponegoro ini.

"Kami juga berterima kasih sebesar-besarnya atas kehadiran Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali Bin Yahya di tengah-tengah kita memberikan tausiyah," tuturnya.

Mengawali tausiyahnya, Habib Luthfi mengawali dengan pemaparan bahwa hakikat hidup manusia bermula dari diciptakannya Adam dan Hawa.

Kemudian ditakdirkan menjadi perantara kelangsungan berkembangnya manusia di muka bumi ini.

Sehingga manusia melahirkan anak cucu dan terus turun temurun, sampai beribu banyak manusia sehingga membentuk kelompok suk dan ras sesuai keturunannya masing masing.

"Begitu pula di negara tercinta kita Indonesia, terlahir dan tersirat serta tersurat terdiri bermacam macam suku bangsa karena adanya proses asimilasi yang tersebar berkat perdagangan dan kegiatan lain. Maka perihal ini menjadi potensi untuk terjadinya ancaman pecah belah karena kepentingan oknum," jelasnya.

Habib Luthfi menggambarkan agar kita tetap solid, kuat persatuan dan kesatuan dengan contoh kehidupan nyata yaitu lautan.

Air laut ditakdirkan terasa asin, ketika hujan turun semua air bermuara ke laut.

Namun dari bermacam-macam air dari darat yang masuk ke laut, air laut sama sekali tidak terpengaruh, tetap asin.

"Ini contoh yang nyata. Maka sepantasnya kita bangsa Indonesia yang bermartabat dan tidak mempunyai watak penjajah, jangan mau dipecah belah seperti halnya air laut yang asin. Tidak terpengaruh seberapa banyak pun air darat yang datang," tandasnya.

Dia menegaskan kelompok masyarakat boleh ada, bendera partai boleh bermacam-macam, namun bendera nasional Indonesia tetap Merah Putih.

Kegiatan ini diakhiri sholawat Padang Bulan oleh Habib Luthfi yang diikuti prajurit dan keluarga Yonif Raider 400/BR. (*)

TONTON JUGA VIDEO POPULER:

Berita Terkini