Konflik Rusia dan Ukraina

Pasukan Rusia Temukan Mayat Wanta yang Dibunuh Secara Kejam, Perutnya Diukir dengan Tanda Nazi

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang wanita ditemukan tewas mengenaskan dengan tanda Nazi terukir di perut. Jasadnya ditemukan pasukan Rusia di ruang bawah tanah bekas sekolah kota Mariupol, Ukraina, Senin (28/3/2022).

"Orang-orang keluar dari blok apartemen bertingkat yang terbakar untuk memasak makanan di atas api di jalan," tutur Roman Kruglyakov.

"Saya sedang mengemudi dan ada serpihan-serpihan peluru dan kabel listrik serta mayat-mayat di jalan-jalan."

Kruglyakov ingin menjemput kedua ibu baptisnya dan keluarga mereka.

Ibu baptis pertama terkejut melihatnya tetapi dengan cepat mengumpulkan barang-barang keluarganya.

"Dia tidak pernah berpikir siapa pun akan mempertaruhkan hidup mereka untuknya," ujar Roman Kruglyakov.

Selanjutnya dia membawa ibunya, yang blok apartemennya adalah satu-satunya di jalan itu yang lolos dari penembakan, lalu membawa mereka pergi.

Kemudian dia kembali lagi ke kota untuk menjemput ibu baptisnya yang lain, yang memiliki bayi berusia dua bulan.

Namun suaminya wanita tersebut terlalu takut untuk meninggalkan apartemen mereka.

"Seperti yang saya pahami, sebagai orang yang telah melalui begitu banyak hal, mereka terlalu takut untuk pergi," kata Roman Kruglyakov.

"Saya memberi mereka waktu dua menit untuk berpikir karena anda tidak bisa meninggalkan mobil terlalu lama, orang bisa mencuri ban. Karena pecahan peluru dari senjata itu melubangi hampir semua ban."

Pada akhirnya, ibu baptisnya dan suaminya menolak untuk pergi.

Roman Kruglyakov kemudian pergi ke tempat penampungan di sekolah setempat dan mengumpulkan keluarga dengan anak-anak atas permintaan kerabat lain yang tinggal di luar Mariupol.

"Saya pergi untuk membawa orang dari ruang bawah tanah, tetapi mereka tidak ingin pergi karena mereka sudah terbiasa duduk di sana," ujar Roman Kruglyakov.

"Mereka takut dengan apa yang menunggu mereka di luar tembok beton. Mereka dihancurkan setiap malam. Saya harus menggunakan kekuatan untuk mengeluarkan mereka."

Untuk mengajak orang-orang tersebut agar bersedia mengungsi, Roman Kruglyakov terpaksa berbohong.

Halaman
1234

Berita Terkini