TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kondisi lalu lintas di perbatasan Kabupaten- Kota Semarang disesaki kendaraan, Rabu (4/5/2022).
Maklum saja, arus balik seusai Lebaran sedang berlangsung di berbagai daerah termasuk di wilayah tersebut.
Di tengah kesemrawutan kondisi lalu lintas itu, bunyi peluit terdengar melengking di antara suara mesin kendaraan.
Baca juga: Kini Waktunya Polres Semarang Fokus ke Objek Wisata, Ini Kata Kapolres AKBP Yovan Fatika
Baca juga: PSIS Semarang Punya Stok Kiper Melimpah, Total Lima Pemain, Kontrak Redondo Diperpanjang
Baca juga: Arus Balik Pemudik Mulai Tampak di GT Kalikangkung Semarang
Baca juga: Beragam Alasan Pemudik Balik Lebih Awal, Seperti Pantauan di GT Kalikangkung Semarang Berikut Ini
Lengkingan suara peluit tersebut berasal dari Naryo (47) yang ada di tengah jalan nasional tersebut.
Mengenakan rompi orange dan topi putih, Naryo secara sigap mengatur arus lalu lintas di jalan tersebut.
Layaknya senjata, peluit yang ditiup Naryo jadi alat untuk mengatur kendaraan yang melintas.
"Sabar maseehh, manuto aku penak-penak (Sabar, nurut saya pasti enak)," katanya secara lantang saat mengarahkan kendaraan di jalan tersebut, Rabu (4/5/2022) sore.
Naryo merupakan satu di antara ratusan sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas), di Jalan Surakarta- Semarang.
Meski berpenghasilan tak seberapa, secara ikhlas dia membantu kelancaran lalu lintas untuk para pemudik.
Bahkan dia tak kenal waktu untuk membantu kelancaran lalu lintas saat arus mudik hingga balik Lebaran.
Sembari melepas lelah, Naryo stanby sedari pagi hari di perbatasan Kabupaten dan Kota Semarang.
"Kadang sampai pukul 23.00."
"Kalau Lebaran seperti ini tak jarang sampai dini hari," ucap pria ramah yang kental dengan logat Jawa itu kepada Tribunjateng.com, Rabu (4/5/2022).
Naryo juga bercerita keluh-kesah bekerja di jalan, yang acapkali disepelekan pengguna jalan.
"Kadang kena marah pengguna jalan yang tak sabar saat macet parah, tapi saya balas dengan senyuman saja," jelasnya.
Hampir 4 tahun ia terjun di jalanan untuk membantu melancarkan arus lalu lintas di perbatasan Kabupaten- Kota Semarang.
Berbagai kejadian juga dia lalui, namun menurutnya yang paling terkenang saat ia menyeberangkan pasangan manula yang mengendarai sepeda motor.
"Kalau tidak salah itu pada 2019."
"Pasangan itu saya seberangkan."
"Setelah itu saya diberi uang Rp 300 ribu."
"Mereka juga mengucapkan terima kasih."
"Padahal tak jarang yang bermobil mewah justru memaki-maki saya saat terjadi kemacetan," kenangnya.
Sebelum melanjutkan tugasnya, Naryo mengatakan, tak kenal libur untuk membantu pengguna jalan.
"Kalau ada ASN atau orang kantoran yang berkeluh kesah libur Lebaran hanya sebentar."
"Suruh gantikan saya sepekan saja biar mereka merasakan susahnya cari uang di jalan," tutur lelaki murah senyum itu. (*)
Baca juga: H+3 Lebaran, Load Factor Trans Banyumas di Atas 80 Persen, Terpadat Tujuan Baturraden
Baca juga: Mobil Menuju Yogyakarta Diarahkan Melalui Tegalrejo, Alternatif Hindari Macet Seusai Exit Tol Bawen
Baca juga: Mayat Bayi Laki-laki Ditemukan di Demak, Dibungkus Tas Kresek Tersangkut Jaring, Dugaan Hasil Aborsi
Baca juga: Wisatawan Terus Padati Grojogan Sewu Tawangmangu, Setengah Hari Saja Sudah 4 Ribuan Pengunjung