TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - DKK Karanganyar mengimbau agar masyarakat mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD) menyusul bertambahnya angka kematian.
Berdasarkan data DKK Karanganyar, tercatat ada 457 kasus dan 8 angka kematian akibat DBD mulai dari awal tahun hingga minggu ke-20.
Dari 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar, kasus tertinggi DBD terjadi di Kecamatan Karanganyar dengan 107 kasus.
Baca juga: Menpan RB Tinjau MPP Karanganyar, Apresiasi Upaya Dari Pemda Tingkatkan Pelayanan
Baca juga: Satlantas Polres Karanganyar Galakkan Ramp Check Angkutan Umum, Antisipasi Kecelakaan Lalin
Baca juga: Calon Haji Asal Karanganyar Berangkat Pertengahan Juni 2022, Tahun Ini Ada 419 Orang
Baca juga: Dishub Kaji Soal Rekayasa Lalu Lintas di Alun-alun Karanganyar Saat Adanya Pasar Sabtu dan Minggu
Kepala DKK Karanganyar, Purwati menyampaikan, ada penurunan kasus DBD pada minggu ke-20 dibandingkan pekan sebelumnya.
Tercatat ada 27 kasus DBD pada minggu ke-19.
Sedangkan pada minggu ke-20 kasus DBD turun menjadi 12 kasus.
Namun meski kasus DBD mengalami penurunan, ada penambahan kasus kematian sejak 5 pekan terakhir hingga saat ini.
Dari semula 6 kasus kematian menjadi 8 kasus kematian akibat DBD.
"Ada penambahan 2 angka kematian."
"Dinas telah terjunkan tim untuk melakukan penyelidikan epidemiologi dan meningkatkan gerakan PSN serta fogging di daerah prioritas," katanya kepada Tribunjateng.com, Selasa (24/5/2022).
Pihaknya meminta masyarakat rutin melakukan PSN setiap sepekan sekali, baik di dalam rumah maupun pekarangan.
Di sisi lain, masyarakat juga diminta mengenali gejala DBD agar dapat ditangani sejak awal.
Seperti demam tinggi dan tidak kunjung turun.
"Harus segera periksa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk kepastian diagnosis dan pengobatan yang tepat."
"Tidak perlu menunggu sampai timbulnya bintik-bintik merah pada kulit apalagi sampai mimisan karena kondisi tersebut sudah pada kondisi parah."