"Untuk staycation ini kami sangat mengapresiasi masyarakat Kulon Progo yang menerima Dafam.
Masyarakat di sana kebanyakan petani, kesuburan tanahnya, dan pemandangan persawahannya yang kemudian ada Grand Dafam Signature di situ.
Maka, kami bersinergi dibawalah kearifan lokal."
Kemudian kami juga sedang bekerjasama mengembangkan tempat staycation ini dengan Dinas Pariwisata Kulon Progo. Kami menggali (potensi) bukit menoreh, objek wisatanya, dan lainnya," imbuhnya.
Di sisi lain, Nandang menyebutkan, proses penyediaan fasilitas di hotel tersebut saat ini belum final.
Adapun sembari melakukan percobaan pembukaan nantinya, disebutkan, hotel akan melakukan kelengkapan fasilitas.
"Nanti bulan September 2022 sampai bulan-bulan berikutnya, akan tersedia juga untuk kamar executive sampai suite.
Insya Allah, tahun 2023 semua fasilitas kamar yaitu 197 kamar (superior, deluxe, executive, dan suite sudah lengkap), termasuk kami menciptakan konsep-konsep yang berbeda," sebutnya.
Target Okupansi 50 Persen Saat Pembukaan
Dalam proses pelengkapan fasilitas belum 100 persen, DHM optimistis pada awal pembukaan nantinya, tingkat okupansi dapat mencapai 50 persen.
Berbagai strategi dipersiapkan untuk menjangkau pasar.
"Target okupansi kami pertama kali buka 45 persen atau kami bulatkan 50 persen.
Kemudian tahun berikutnya, kalau fasilitas lebih lengkap target lebih tinggi lagi 90 persen.
Kami optimistis karena, kami memiliki strange point yang tidak ada di tempat lain, terutama lantai 10 dan grandin.
Kami ada beberapa strategi di antaranya adalah kerja sama dengan travel agent untuk membuat paket bersama supaya bisnis dan staycation-nya jalan.