TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Sejumlah peternak kambing nekat berjualan di depan Pasar Hewan Kabupaten Kudus, Rabu (8/6/2022).
Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) membuat pasar hewan tutup sementara sampai waktu yang belum bisa ditentukan.
Penutupan Pasar Hewan Kudus termasuk paling terakhir dibandingkan wilayah lain seperti Kabupaten Jepara dan Pati.
Baca juga: Dampak Wabah PMK dan Tutupnya Pasar Hewan, Harga Kambing Ukuran Kecil di Semarang Tembus Rp 1 Juta
Baca juga: Kawanan Begal Sadis Tak Hanya Rampok Korbannya, Gadis Malang Ini Digilir Sampai Pingsan
Sehingga banyak dari pedagang hewan lain dari luar kota yang datang untuk berjualan.
Satu di antaranya, Sutari (60) warga Sukolilo, Kabupaten Pati yang kecewa atas penutupan pasar hewan itu karena datang dari jauh.
"Biasanya jualan di Pati saat pasaran legi, tapi karena tutup saya ke sini. Ternyata di sini juga ditutup," ujarnya.
Akhirnya, pria yang sudah membawa tiga ekor kambing menjual rugi ternaknya sebesar Rp 3,3 juta per ekor.
"Jual rugi terpaksa, ke sini pakai ongkos. Harusnya bisa dijual Rp 3,5 juta sampai Rp 3,7 juta," kata dia.
Sementara itu, Surahman, pedagang kambing asal Kudus, meminta agar para pedagang dapat berjualan di luar hari pasaran.
PMK yang lebih banyak menyerang sapi, kata dia, ikut berimbas terhadap pedagang kambing.
"Misalnya bisa jualan pada hari Minggu, jadi kasihan orang yang membutuhkan hewan kurban juga jadi kesulitan," katanya.
Pria yang biasanya bisa menjual sebanyak 25 ekor dalam sehari. Kini kesulitan menjual hewan ternaknya.
"Tadi bawa sembilan ekor, belum ada yang laku terjual sampai sekarang," ujar dia. (raf)