Tak berselang lama, Sutanto mengatakan jika pelaku langsung diamankan pihak kepolisian untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Saat dikonfirmasi oleh TribunSolo.com, Kapolsek Wonosari, AKP Sriyanto mengungkapkan jika awalnya pelaku hendak pergi ke arah Kabupaten Wonogiri.
Namun pelaku memutuskan mampir ke Masjid Asy Syifa untuk buang air kecil.
"Bahwa yang bersangkutan mau bepergian ke arah Wonogiri, terus kemudian mampir ke masjid untuk kencing. Namun sesampainya di masjid tersebut, (EH) melakukan tindakan lain (mencuri kotak infak) dengan menggunakan kawat yang di ujungnya diberi lem," kata Sriyanto.
Kapolsek Wonosari juga menyampaikan EH pernah melakukan hal yang serupa di lokasi yang berbeda.
"Dari hasil interogasi, pelaku mengakui jika pernah melakukan pencurian diberbagai tempat dengan modus yang sama, namun saat ini masih diperdalam oleh Kanit Reskrim," ungkapnya.
Sriyanto menambahkan jika aksi pencurian lainnya yang pernah dilakukan oleh EH ada di 7 lokasi.
Satu aksi dilakukan di Kabupaten Klaten dan 6 lainnya di Kabupaten Wonogiri dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp 1 juta.
Bukan Kotak Infak Biasa
Pembobolan kotak infak yang dilakukan EH di Klaten itu cukup mengejutkan.
Pasalnya, kotak infak di Masjid Asy Syifa tak terbuat dari kayu atau lemari kaca seperti kotak infak pada umumnya.
Diketahui kotak infak itu merupakan sebuah brankas dengan tingkat keamanan berlapis.
Berdasarkan penelusuran TribunSolo.com, brankas yang berada di masjid tersebut memiliki merk Risbow dengan nomor seri YB-350A.
Brankas tersebut bisa dibilang cukup aman.
Sebab, dikutip dari ruparupa.com, brankas ini memiliki spesifikasi khusus yang dapat bertahan terhadap api dalam waktu tertentu.